Mereka Belajar Silat Di Puncak ...

Edisi: 51/18 / Tanggal : 1989-02-18 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis :


SAMPAI akhir pekan lalu, bau anyir darah dan aroma sangit daging terbakar masih tercium dari tanah merah dekat pertigaan jalan desa di Dukuh Cihideung, Way Jepara, Lampung. Namun apakah itu berarti kelompok Mujahidin Fisabilillah telah tertumpas?

Hadirnya kelompok itu bermula dari kedatangan Anwar, alias Warsidi, 51 tahun, ke Cihideung, beberapa bulan yang lalu. Di dukuh itu, rupanya Anwar telah punya sobat kental, Jayus. Untuk sementara, Anwar tinggal di rumah Jayus, sembari aktif memberikan ceramah di mushola. Penampilan Anwar yang sederhana itu tak mengundang rasa curiga dan warga desa.

Belakangan Anwar membangun rumah di tanah pekarangan Jayus, tak jauh dari Mushola 8 X 14 meter, yang letaknya persis di samping pertigaan jalan Desa Ghideung itu. Di rumah bambu beratap genting itu Anwar tinggal bersama istri dan ketiga anaknya diboyong dari Desa Labuhan Ratu Induk, tak jauh dari Cihideung.

Pengajian Anwar kian marak dengan bergabungnya Usman, santri sempalan dari Pesantren Al Islam, di Desa Labuan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?