Sempalan Radikal, Islam Pinggiran ?

Edisi: 51/18 / Tanggal : 1989-02-18 / Halaman : 30 / Rubrik : AG / Penulis :


JAUH dari Lampung. Di sebuah hotel berbintang empat dl Jakarta, Sabtu silam, diskusi itu berlangsung dengan tema "Analisa Kritis Berkembangnya Gerakan Sempalan di Kalangan Ummat Islam Indonesia". Jika dihubungkan dengan peristiwa Lampung yang sekarang sedang dibenahi (lihat Laporan Utama), ada yang menilai, diskusi yang diselenggarakan Yayasan Kajian Komunikasi Dakwah itu memang "pas".

Bahkan seorang wartawan dari Lampung, tengah malam menjelang acara, menelepon ketua panitia diskusi, Dr. Ir. M. Amin Aziz, di Jakarta, hanya untuk mengatakan begitu. Padahal, kata Amin, kedekatan waktunya hanya kebetulan saja. "Diskusi yang di sini memang kami rencanakan, tetapi yang di sana bukan," ujarnya.

Semangat membicarakan sempalan -- apalagi bila saatnya tepat -- terasa menyalupi peserta diskusi. Ini entah karcna dengan kondisi yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia: umat yang berhadapan dengan kelompok "berbaju" Islam yang kemudian disebut sempalan (splinter group) itu. Mungkin pula karena mereka sering dibikin kaget oleh ragam pemikiran, sikap bermasyarakat, dan bahkan terperangah pada cara beribadat suatu kelompok yang dianggap tak biasa lagi.

Memang ada beberapa yang bisa dijadikan contoh. Misalnya Aliran Kepercayaan, yang notabene "dianut" oleh mereka yang juga ber-KTP Islam.

Pada saat yang sama, umat Islam dientakkan pula oleh Darul Hadits atau Islam Jamaah-nya Haji Nurhasan Ubaidah dari Kertosono, Jawa Timur. Ajaran eksklusif ini segera diminati para artis yang baru getol mempelajari Islam. Di balik itu, gerakan Ahmadiyah juga tak kunjung berhenti menjadi masalah di tengah masyarakat.

Dalam khazanah Islam di Indonesia, bermacam tarikat bahkan tumbuh subur. Di antaranya Bantaqiyah, Baha'iyah, dan sekarang sedang naik daun adalah Kadiruniyah, yang katanya berakar pada Naqsyabandiyah. Lalu hadir ahran pemikiran Qurani, yang oleh pengritiknya disebut inkarussunnah. Terakhir ada komunitas Darul Arqam di Malaysia, yang mulai membentangkan sayapnya ke sini. Sementara itu, gagasan atau ide "sekularisasi" dari Dr. Nurcholish Madjid malah seperti "gerakan" yang perlu dibela atau patut dikecam.

Tapi yang disorot untuk dibasmi adalah gerakan yang kemudian berubah radikal. Misalnya Komando Jihad, Kelompok Imran dan Usroh -- walau yang terakhir ini salah, sebab sebutan usroh sebenarnya hanya semacam grup…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…