Rushdie Dalam Pengadilan Syariat

Edisi: 02/19 / Tanggal : 1989-03-11 / Halaman : 26 / Rubrik : KL / Penulis : RAKHMAT,JALALUDDIN


QADHI: Anda memang sudah murtad, Rushdie. Anda sendiri mengaku bahwa dahulu di salah satu lubang hati Anda ada Tuhan. Tetapi tanpa pengakuan itu pun Anda murtad karena menghina Jibril, Rasulullah saw., dan keluarganya. Kau lukiskan Jibril sama dengan setan. Kau sebut Nabi yang mulia itu dengan "the medieval baby frightener, the Devils Synonym: Mahound." Kau ceritakan bahwa wahyu adalah hasil pergumulan Nabi dan Jibril, dan keluar setelah keduanya teler. Kau ceritakan Nabi sebagai orang yang lemah, bulan-bulanan guyonan Hindun (Masya Allah, kau gambarkan Hindun mengelus dada Nabi dan menyuapinya), penipu, perampok, orang linglung yang tidak dapat membedakan wahyu dengan omongan penulisnya (seperti diceritakan tokoh Salman Farisi dalam bukumu).

Kau tidak ragu-ragu menyebut Ibrahim a.s. sebagai "bastard", sahabat-sahabat Nabi sebagai teroris yang berulang mengusap anggota tubuhnya dengan air. Kau ejek Hamzah sebagai pahlawan yang sering kalah dalam pertempuran, tetapi -- karena banyak duit -- berhasil menyuap para penyair untuk menutup-nutupi kekalahannya.

Kau cemoohkan hukum-hukum Islam, karena terlalu banyak mencampuri urusan manusia. Tak kurang menyinggungnya, kau ceritakan rumah bordil dengan pelacur-pelacur yang diberi nama istri Nabi -- Ayesba, Hafsah, Zaenab, Ummu Salamah, dan seterusnya. Dalam ocehanmu, nama rumah bordil itu Hijab. Tidakkah kau tahu, Hijab kini telah menjadi lambang kebangkitan Islam?

Setelah itu, bukumu menimbulkan keresahan di seluruh dunia Islam. Kaum muslimin telah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…