Armada 'liar' Di Simpang Jalan

Edisi: 05/19 / Tanggal : 1989-04-01 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :


Armada liar, dengan plat hitam tanpa izin usaha itu, siaga di jalan hingga larut malam. Mereka siap mengantarkan penumpang, menembus ke lorong-lorong yang tak terjamah oleh kendaraan umum. Dari usaha ojek itu, asap dapur dan biaya sekolah terpenuhi. Di Tanjungpriok dikejar-kejar razia, tapi di Bali jadi informan

JALAN ke Dukuh Coban Kethak penuh tanjakan dan curam. Lubang-lubang menganga di sana-sini. Bila hujan datang, selain muncul genangan-genangan kotor, wajah jalan pun jadi becek dan licin. Tapi bagi tukang-tukang ojek, itu bukan hal yang mengerikan. Malah dan segi ekonomis, banyak untungnya. Di sinilah tarif Rp 1.500 dipasang untuk menempuh jarak 10 kilometer dari Mulyorejo ke Coban Kethak. Sementara dari Mulyorejo ke pasar Malang hanya Rp 500.

Mulyorejo, Malang, sebuah desa yang terletak tujuh kilometer dari Kota Madya Malang, Jawa Timur. Tepat ketika fajar menyingsing, sekitar 34 sepeda motor telah mangkal di depan balai desa. Di bawah bangunan tak berdinding, beratap rumbia yang tiang-tiangnya dan bambu. Dari "halte" inilah mereka mengangkut penumpang ke pasar Malang atau ke pelosok-pelosok desa, termasuk ke Coban Kethak.

Sepuluh tahun silam, desa ini hanya mengenal dokar dan cikar. Entah siapa yang memulai memperkenalkan ojek. Yang pasti, kuda sudah dipensiunkan dari arus lalu lintas Mulyorejo. "Kusir-kusir menjual dokar dan kudanya ke desa lain, kemudian membeli motor bekas," kata Sadji. Lelaki berusia 50 tahun ini sudah 10 tahun jadi tukang ojek di Mulyorejo. Dia sendiri tidak menjelaskan masa silamnya, mantan kusirkah atau bukan. Yang jelas, sekarang Sadji berhasil membiayai sekolah ketiga anaknya. Cukup? "Ya. Paling apes, sehari saya mengantungi Rp 3 ribu, bersih. Kalau lagi panen, bisa sampai Rp 15 ribu," katanya.

Sadji bisa menyekolahkan anak, sedang Mistarto, mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah, Malang, juga memetik berkah. "Semua biaya kuliah sepenuhnya saya peroleh lewat ojek," ujarnya riang. Ia akan bertambah riang pada hari menjelang bulan Puasa sampai Lebaran. Sebab, inilah han panen, yang menghasilkan Rp 15 ribu.

Mungkin karena begitu pentingnya jenis angkutan ini, kepala desa Mulyorejo seperti memberi angin segar. Buktinya, terminal ojek di depan balai desa tidak digusur. Dan para tukang ojek pun tidak sembarangan beroperasi. Mereka punya lembaga resmi: Persatuan Ojek Mulyorejo (POM), yang didirikan bulan Januari 1985.

Bukan cuma Mulyorejo yang menyambut hangat kehadiran ojek. Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sejak 1978 memiliki…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…