Karyudi Dan Sepeda Kekasihnya
Edisi: 05/19 / Tanggal : 1989-04-01 / Halaman : 62 / Rubrik : SEL / Penulis :
SORE itu, dari depan rumah Karyudi, Jakarta nampak molek. Lampu di puncak Monas sudah menyala. Sisa sinar mentari yang memerah membuat bentuk nyala api dipuncak tugu itu semakin keemasan. Monas dibingkai oleh jajaran gedung di sekelilingnya, dengan jendela-jendela yang terang, bagai mosaik yang cantik.
Tapi keindahan itu hanya ada di ujung jangkauan mata. Di sekeliling Karyudi hanya ada papan tua dan air kotor. Bedeng papan yang dikerat-kerat menjadi petak-petak kecil yang pengap. "Inilah kamar kami," ujarnya. Hanya sebuah titian menghubungkan bedeng dengan bedeng dan dengan kehidupan luar. Dibawah, menggenang luas air keruh yang meruapkan bau busuk.
Bedeng Karyudi yang berukuran 2 x 3 meter itu dihuni bertiga. Di situ ada Yitno dan Kastoyo. Keduanya teman sedesa Karyudi yang bekerja sebagai buruh. Bedeng itu disewa Rp 10 ribu sebulan.
Karyudi sudah selesai menggosok sepedanya. Phoenix bekas itu dibeli dengan harga Rp 25 ribu, tiga tahun yang lalu. "Ini sepeda setengah main," guyon Karyudi, menunjuk sepedanya. Ia mengenakan kaus cokelat yang ujungnya sedikit terkotori noda minyak. Barusan ia memeriksa jaketnya yang tergantung di depan pintu, berjejeran dengan jemuran tetek bengek lain. "Ah, masih basah," gumamnya. Pagi tadi ia baru mencuci jaket itu. Berarti malam nanti Karyudi harus melawan dingin hanya dengan kaus tipis.
Menjelang magrib, lelaki itu berangkat. Mula-mula ia menuntun kekasihnya itu sampai di depan musala sebuah musala yang sangat bersih, terang benderang, di langit-langitnya bergelantungan lampu tekan. Musala ini merupakan bangunan paling besar di kawasan itu. Padahal, ukurannya hanya sekitar 4 x 8 meter.
Selepas musala, Karyudi mulai main akrobat. Ada sebuah titian yang benar-benar titian, karena lebarnya cuma sekitar 30 cm. Licin terkotori tanah, berlumut pula. Terbuat dari papan bekas peti sabun, yang sudah keropos di sana-sini. Jika ada orang lewat dari arah berlawanan, salah satu harus mengalah -- kecuali…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…