Umrah Terkepung Dlm Bulan Ramadhan

Edisi: 08/19 / Tanggal : 1989-04-22 / Halaman : 79 / Rubrik : AG / Penulis :

UMRAH itu mengunjungi Baitullah -- Kubus Purba yang menjadi kiblat umat Islam di Masjidil Haram. "Inilah rumah-Ku yang mula Kubangun agar manusia menyembah-Ku," kata Tuhan. Dalam umrah ada rukun haji: tawaf, sa'i antara Safa dan Marwah, lalu tahallul (keluar dari ihram) dengan bercukur. Umrah lazim disebut sebagai "haji kecil" atau ashghar.

Jauh sebelum menerjakan haji wada'-nya, Rasulullah sudah umrah lebih dulu empat kali. Di antaranya Nabi miqat untuk umrah di tanah halal Jaronah, 16 km dari Mekah. Aisyah, istri yang sangat dicintai Nabi, setelah ikut haji wada', karena belum umrah -- sebab sedang "lampu merah" -- lalu bertanya, "Ya Rasulullah, apakah saya hanya membawa pulang hajiku saja ke Madinah sedangkan istrimu ini belum umrah?" Nabi menjawab, "Umrahlah kamu." Setelah ia bersih, Aisyah ke Tana'im untuk miqat. Aisyah disuruh Nabi ke tanah halal yang 6 km dari Mekah itu ditemani abangnya sendiri, Abdurrahman bin Abubakar Siddik.

Nabi dan kaum Muhajirin pernah terhalang berhaji dan umrah pada tahun keenam Hijri, padahal Allah sudah mensyariatkan supaya ibadat ini dikerjakan. Dalam perjanjian damai di Hudaibiyah, kaum jahiliah minta pada Nabi mengurungkan maksud itu tahun depan. Nabi setuju, karena untuk konsolidasi. Cuma kaum muslimin yang sudah berihram haji dan umrah, karena "terkepung" (tertunda) maka menyembelih hidyah (kurban) dan puasa, setelah pulang ke Madinah. Niat itu baru ditunaikan tahun depan.

Umrah dan haji yang dilaksanakan Nabi dan para sahabat itu, kemudian menjadi panutan bagi kaum muslimin. Lalu Imam Syafii (mazhabnya…

Keywords: -

---

Foto Terkait