Sebuah Ruu Dengan Lapang Dada

Edisi: 17/19 / Tanggal : 1989-06-24 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis :


SENIN pekan ini, tatkala menyampaikan jawaban Pemerintah atas pemandangan umum fraksi-fraksi mengenai RUU-PA seminggu sebelumnya, Menteri Agama Munawir Sjadzali mengatakan hahwa lahirnya RUU-PA itu merupakan kehendak sejarah. "Maka. terimalah RUU-PA itu dengan lapang dada," ujarnya.

Lapang dada. Tampaknya inilah kata kunci dalam diskusi mengenai RUU-PA ini. Mungkin sikap itulah yang menyebabkan silang pendapat yang terjadi selama ini dilakukan tanpa saling pelotot sembari menggebrak meja. Maka, di DPR, misalnya, dalam pemandangan umum sejak Senin pekan lalu, kecuali F-PDI yang tampak masih sedikit "ngotot", semua fraksi secara eksplisit setuju dengan RUU ini.

Tak adanya gejolak yang merisaukan di DPR bisa jadi merupakan pertanda semakin dewasanya kehidupan berpolitik di Indonesia. Toh itu bukan berarti perbedaan pendapat tak ada sama sekali. Di dalam tubuh Fraksi Karya Pembangunan (F-KP), misalnya, di bawah permukaan, ternyata suasana perdebatan cukup hangat sebelum Fraksi Beringin itu menyampaikan pandangan umum.

Pembicaraan pertama tentang RUU-PA terjadi 22 Maret lalu antara DPP Golkar dan F-KP. Ketika itu disepakati akan dibentuk tim sembilan orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?