Indonesia Dan Uni Soviet

Edisi: 29/19 / Tanggal : 1989-09-16 / Halaman : 22 / Rubrik : KL / Penulis :


DUA PULUH lima tahun setelah Presiden Soekarno mengunjungi Uni
Soviet, Presiden Soeharto melakukan kunjungan kenegaraan ke
bangsa pertama yang mengaku dirinya sosialis itu. Dalam
melakukan kilas balik sepanjang 25 tahun itu, tercatat beberapa
hal yang menonjol. Di antaranya: persaingan RRC di bawah Mao
Zedong dan Uni Soviet di bawah Nikita Khrushchev, untuk
menentukan haluan politik front persatuan nasional PKI dengan
Presiden Soekarno dan TNI Angkatan Darat.

; Selain itu, kecemasan Uni Soviet mengenai haluan politik luar
negeri Indonesia setelah konfrontasi Indonesia terhadap Malaysia
dilancarkan Agustus-September 1963. Lalu meningkatnya perasaan
anti-Soviet dalam tubuh PKI yang merasa "jalan menuju
sosialisme" (istimewa di Asia) terasa lebih pas kalau memilih
jalan Mao. Kemudian juga pidato 17 Agustus 1964 Presiden
Soekarno yang memekikkan "Go to hell with your aid" terhadap
Amerika yang akhirnya membawa malapetaka inflasi 600 persen
setahun menjelang Gerakan 30 September/PKI.

; Sekarang, setelah selama 20 tahun lebih, setiap tahun kita
membaca tentang bantuan IGGI, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia,
Dana Moneter Internasional, serta bantuan bilateral yang secara
selektif diberikan Amerika Serikat kepada pemerintah Orde Baru,
ada perasaan lega…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…