Sebuah Drama Di Hutan Lindung
Edisi: 29/19 / Tanggal : 1989-09-16 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :
Puluhan rumah di Kecamatan Pulau Panggung, Lampung Selatan,
sejak 19 November 1988, dibakar. Ribuan penduduk diusir untuk
meninggalkan permukimannya, karena telah menjamah kawasan hutan
lindung. Banyak petani kopi menolak dan terus bersembunyi di
dalam hutan. Sebuah kisah yang memerlukan penyelesaian yang
bijaksana. Dilaporkan oleh wartawan TEMPO Ahmadie Thaha dan
Effendy Saat.
; 19 November 1988: 85 rumah di Datar Setujuh Satu dibakar. Belum
yang di Airnipis, Talang Nisan, Talang Cendol, Talang Tomo,
Talang Yoto, Rukun Damai Gedung Agung, dan Suka Maju.
; 7 Desember 1988: 126 rumah di Sukamarga, Pagergunung, dan
Karangjati hangus.
; 14-15 Maret 1989: rumah-rumah 170 keluarga di Talang Curug,
Talang Sangarus, Sinar Solo dirusak. Empat di antaranya dibakar.
; April-Juni 1989: pembakaran rumah, perampasan kopi, penyitaan
KTP, penghamburan beras, kampung demi kampung musnah. Penduduk
berlarian ke kampung sekitar.
; Dalam kesaksian seorang tukang ojek, akhir Juni lalu, petugas
menyikat habis Kampung Batulima, Kecamatan Pulao Panggung,
Eampung Selatan, yang terletak di tengah hutan. Puing berserak
sepanjang 500-an meter di kiri-kanan jalan. Entah berapa
bangunan yang telah dihabisi. Yang masih utuh hanyalah papan
nama "Posyandu Dahlia", berisi sepuluh pokok program PKK, serta
sebuah masjid, Al-Anwar. Sekarang puing-puing itu mulai
ditumbuhi ilalang. Dataran hitam yang hangus nampak hijau lagi.
; Masjid Al-Anwar itu didirikan oleh seorang bemama Muhammad Findi
pada tanggal 21 Februari 1977. Ukurannya 8 x 15 meter, berbentuk
joglo, berdinding kayu. Atapnya seng, lengkap dengan hiasan
ukiran "Allah" di puncaknya. Mimbamya masih utuh. Papan yang
bertuliskan daftar khatib dan pengajian pun masih ada.
; Kesedihan dan frustrasi penduduk muncul dalam coretan-coretan di
dinding. Tulisan cakar ayam yang dicorengkan dengan kapur itu
merupakan luapan warga yang tak tahu lagi harus berbuat apa.
Misalnya: Batulima akan kukenang sampai liang lahat. Putuslah
harapanku, masa depanku suram. Hidupku sungguh putus asa dan tak
tentu arah. Haruskah aku begini terus? Oh Tuhan, tolonglah hamba
ini.
; Batulima hanyalah satu dari sekian puluh kampung yang dipanggang
di Kecamatan Pulau Panggung. Api yang telah buas sejak hampir
setahun lalu kian ganas di separuh awal tahun ini. Setahun dua
tahun, bahkan mungkin puluhan tahun lagi, warga setempat masih
sulit melupakan hari-hari yang tragis itu.
; Ribuan warga tak akan lupa ketika tiba-tiba 75 sepeda motor ojek
meraung merobek kelengangan hutan. Tetapi itu bukan iringan ojek
yang mengangkuti karung-karung kopi penduduk, sebagaimana
musim-musim panen sebelumnya. Musim yang menggembirakan itu tak
akan ada lagi. Motor-motor trail itu, yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…