Menyapu Para Pedagang Asongan
Edisi: 32/19 / Tanggal : 1989-10-07 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis :
Ketetiiban Umum -- giat menyapu jalanan agar ketetiiban dan keindahan Ibu Kota terpelihara. Tetapi ladang hidup yang cukup empuk dan sudah panjang usianya itu tak mudah dikikis. Gubernur Wiyogo mengaku bahwa pada prinsipnya Pemda Jakarta tidak berniat melarang orang menjadi pedagang asongan. Yang tak dibolehkannya adalah berjualan di jalanan.
PAPAN berukuran sekitar 40 x 60 cm itu dipasang di hampir semua perempatan jalan protokol Ibu Kota. Para pengemudi mobil yang berhenti karena lampu merah melihatnya tak acuh. Sedang para pedagang pun,(tukang rokok, permen, koran, majalah; penjaja irisan mangga muda atau kedondong; penjual poster bayi atau daftar abjad dan perkalian, termasuk juga bakul topeng yang acap membikin anak-anak kecil menangis -- kadang pengamen dan tukang lap) ikut tak peduli. Tapi papan itu tidak main-main.
Jalanan Jakarta yang panas, yang pengap oleh asap knalpot, sejak dua bulan lalu sedang "disapu". Pemerintah DKI Jakarta mulai mengacungkan kapak perang kepada para pedagang asongan. Selain ancaman papan, para petugas kini sering lalu-lalang. Sebelumnya petugas hanya menggaruk tukang lap -- yang sering meresahkan pengendara mobil -- tapi sekarang mengusir semua pedagang yang mengotori perempatan. Termasuk tukang koran. Beberapa di antaranya sudah ditangkap, dagangannya disita sementara. Ada pula yang diadili.
Tindakan melarang pedagang asongan bukar tanpa alasan. Banyak sebab. Salah satunya dikemukakan oleh Gubernur Wiyogo Atmodarminto, "Selain mengacaukan lalu lintas, akhirnya bisa berkembang menjadi tempat kejahatan pemerasan." Kenyataannya, praktek setengah pemerasan memang sudah dilakukan oleh sejumlah tukang lap. Seorang bocah kecil, misalnya, memaksa mengelap mobil dengan kausnya yang kotor, mengharap imbalan seratus rupiah. Ketika si pengendara mobil menolak, ia pun mendekat dan berkata, "Belum kenal yang namanya jembel, ya."
Atau seperti yang dilakukan oleh dua gadis kecil lusuh yang menepuk rebana dan meluncurkan lagu yang tak jelas melodinya. Sewaktu pengendara mobil tak memberikan respons, mereka berusia sekitar tujuh tahun -- itu langsung mengomel, "Jelek lu! Mobil cakep tapi pelit lu, Om. Sialan!" Tangan mereka pun berusaha menggores pintu mobil.
A.F. Lapian, Kepala Bagian Ketertiban Umum DKI, mengatakan, adalah ironis bila Jakarta yang ikut gembar-gembor soal sadar wisata, tapi turis disongsong di mulut jalan tol dengan pedagang asongan plus pengamen kumuh. Sekarang, menurut Lapian, ada 16 perempatan rawan di Ibu Kota yang semuanya berada di jalan protokol. Mulai dari Jalan M.T.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…