Tantangan Baru Setelah Empat Gelar
Edisi: 38/19 / Tanggal : 1989-11-18 / Halaman : 84 / Rubrik : OR / Penulis :
EMPAT dari lima gelar disikat Indonesia. Joko Supriyanto, pemain muda miskin pengalaman, memang kandas. Tapi, Susi Susanti, pemain muda yang lain, berjaya. Namun, empat gelar yang direbut di GOR Pangsuma, Pontianak, dalam arena Kejuaraan Bulu Tangkis Indonesia Terbuka Pelita Khatulistiwa 1989 ini sulit dijadikan "bukti" bahwa Indonesia masih yang terkuat di dunia. Alasan: beberapa pemain terbaik dunia tak hadir. Morten Frost Hansen (Denmark), Park Joo Bong (Kor-Sel), dan runner-up Indonesia Terbuka tahun lalu, Zhao Jian Hua (Cina), absen. Di bagian putri, tidak tampak Li Lingwei (Cina), juara Indonesia Terbuka tahun lalu, dan Chung Myung Hee (Kor-Sel), runner-up tahun lalu. Di nomor ganda putra, juara dunia 1989 Tian Bingyi/Li Yongbo (Cina) juga tak nongol di Pontianak.
Tapi, empat gelar yang direbut pada final Ahad lalu itu bukan lantas tak ada artinya. Apalagi, di final tunggal putra tampil bintang baru, Joko Supriyanto. Di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…