Macet? Silakan Antre
Edisi: 38/19 / Tanggal : 1989-11-18 / Halaman : 91 / Rubrik : EB / Penulis :
TERUS-MENERUS menginjak kopling membuat Yoseph -- sopir President Taxi di Jakarta -- penat. Di siang yang terik itu, taksi yang dikemudikannya terpaksa merambat 10 km per jam di luar pagar jalan tol Cawang-Semanggi. Benar, ia melata di jalur lambat. Tiba-tiba dari mulut Yoseph mengalun lagu lama, "Sapa suruh datang Jakarta... Sapa suruh datang Jakarta.... Sendiri suka, sendiri rasa...." Lagu yang populer di kalangan perantau Minahasa itu kini gampang menerawang di benak para pemakai jalan Tomang-Cawang.
Kemacetan di kanan dan kiri tol yang menghubungkan bagian barat dan timur Jakarta itu mulai terasa sejak Jumat pekan lalu, ketika tarif tol jauh dekat Rp 1.500 diberlakukan. Tarif integratif Tomang-Cawang-Rawamangun itu membuat sebagian besar pemakai jalan menghindari jalan tol. Kenaikan dari Rp 500 untuk jarak 6 km pada ruas Semanggi-Cawang menjadi Rp 1.500 untuk jarak Tomang-Rawamangun, bagi banyak orang, dianggap terlalu mahal.
Para sopir dan kondektur bis 407 jurusan Cililitan-Lapangan Banteng (lewat Jalan H.R. Rasuna Said) terpaksa lebih menghemat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…