Gas Air Mata Di Srengseng
Edisi: 18/23 / Tanggal : 1993-07-03 / Halaman : 39 / Rubrik : NAS / Penulis : PTH
PADA mulanya sekadar protes di kampus. Mogok kuliah, melakukan unjuk rasa, menduduki gedung rektorat, eh, menyandera dosen pula. Aksi yang tergolong langka ini dilakukan sekelompok mahasiswa Institut Sains & Teknologi Nasional (ISTN), Srengseng, Jakarta Selatan. Mereka menuntut agar praktek komersialisasi pendidikan digusur ke luar kampus.
Hasilnya, tak hanya pimpinan ISTN dan Yayasan Perguruan Cikini, sebagai pengelola perguruan swasta itu, yang kelabakan. Polisi terpaksa turun tangan. Maka, dini hari Kamis lalu, puluhan polisi menyerbu kampus ISTN dengan pentungan dan gas air mata. Sandera dibebaskan. Lalu, 28 orang (versi aparat keamanan) atau 50 orang (menurut para mahasiswa) diboyong ke kantor polisi.
Campur tangan polisi ini menyulut kemarahan baru. Mereka, sekitar 150 orang, dua kali unjuk rasa ke gedung DPR, Kamis dan Sabtu pekan lalu. Para mahasiswa berjaket hitam itu melengkapi aksinya dengan spanduk, poster, dan yel-yel. "Subuh berdarah di Srengseng Sawah," begitu bunyi sebuah poster. Seram. Anak-anak muda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?