Amerika Dan Halaman Belakangnya
Edisi: 44/19 / Tanggal : 1989-12-30 / Halaman : 29 / Rubrik : LN / Penulis :
INVASI Bush ke Panama terasa agak ironis. Sementara "musuh"-nya, Mikhail Gorbachev, kini menegakkan demokrasi dengan cara menarik pasukan dari, umpamanya, Afghanistan, AS punya misi yang sama tapi justru dengan melakukan intervensi. Itu memang bukan gaya baru AS -- tapi lalu menimbulkan pertanyaan, kok, Paman Sam ini tak juga berubah.
Itulah warisan tradisi dari sebuah bangsa yang punya semangat ekspansi dan telah berusia lebih dari 200 tahun. Bahkan ketika negara AS belum lagi diproklamasikan, tentaranya sudah mengobrak-abrik Pulau New Providence, Bahama, 3 Maret 1776 -- proklamasi AS pada 4 Juli 1776. Sejak itulah, berulang kali tercatat tentara AS gentayangan menyerbu batas daulat negara lain.
Lagi-lagi dengan dalih usang, Presiden AS George Bush memerintahkan 24.000 pasukannya menyerbu Panama itu dengan alasan, "Demi menegakkan demokrasi di Panama, sekaligus untuk melindungi warga AS di sana," katanya enteng. Tak cuma itu, petinggi Gedung Putih itu juga masih punya satu alasan lagi dalam penyerbuan itu, yaitu ingin mencomot penguasa Panama, Jenderal Noriega, yang dianggap terlibat dalam perdagangan narkotik di AS.
Apa pun dalih yang dikemukakan Bush tampaknya itulah cerminan dari sikap AS yang peka, bahkan terlalu sensitif, dalam mengantisipasi perkembangan di kawasan halaman belakangnya itu. Memang, bagian selatan negeri itu, seperti kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan, merupakan daerah yang penuh timbunan berbagai kepentingan politik dan ekonomi AS.
Tak cuma karena letak geografis yang berdekatan, tapi juga secara historis kelahiran sejumlah negara di halaman belakang AS itu malah memang didalangi oleh Washington. Panama, misalnya, yang sebenarnya pernah menjadi bagian dari negara Colombia -- terletak di ujung utara anak benua Amerika Selatan. Berkat dukungan tentara AS, pada 1903 Panama sukses memisahkan diri dari Pemerintah Colombia, yang berpusat di Bogota. AS melihat negeri yang berbentuk pipih itu berpotensi sebagai persimpangan dari Lautan Pasifik ke Laut Karibia, dan terus ke Lautan Atlantik.
Namun, kepentingan AS tak hanya sebatas di Panama, juga merebak sampai ke Meksiko, Honduras, El Salvador, Costa Rica, Colombia, Venezuela, Peru, Brasil, Cili, Uruguay, dan Argentina, dalam bentuk investasi lainnya. Bahkan sejumlah perusahaan kakap seperti General…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…