Natal Dengan Sarung Dan Kopiah
Edisi: 44/19 / Tanggal : 1989-12-30 / Halaman : 100 / Rubrik : KL / Penulis : ALI, FACHRY
DI tengah jemaat Katolik yang sedang merayakan Natal tahun lalu, di Desa Salam, Magelang, Jawa Tengah, saya tidak terlalu merasa asing. Dengan para ibu yang berkebaya dan sanggul khas Jawanya, dan bapak-bapak dengan blangkon, bahkan dengan kopiah -- lengkap dengan sarungnya -- saya lebih merasa sedang menghadiri resepsi masyarakat desa, daripada sebuah upacara Natal.
Yang sedikit menyebabkan saya merasa asing adalah keberadaan altar gereja dan seorang pastor muda, bersama-sama dengan beberapa asistennya, sibuk melakukan ritual keagamaan. Sementara itu, putra-putri altar, yang mungkin jumlahnya mencapai belasan orang itu, berbaris naik-turun.
Mereka bernyanyi, dalam bahasa Jawa. Redup, dan gemanya terdengar sayup-sayup. Suatu pantulan gaya hidup beragama desa-desa Jawa, sebagaimana realitas kehidupan desa-desa Jawa itu sendiri.
Maka, ketika melihat mulut-mulut yang terbuka, dengan suara nyanyian yang keluar dari rongga mulut mereka, saya tidak merasa ada semangat seperti yang pernah dipompakan oleh T.B. Simatupang, ketika ia, dalam Indonesia: Toward Creative Maturity, berkata: "The problem for the Christ and Church in Indonesia during the nex decade is how to be integrated into the emerging modern Indonesian culture and at the same time…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…