Membaca 15 Buku Di Roro Jonggrang

Edisi: 49/18 / Tanggal : 1989-02-04 / Halaman : 14 / Rubrik : NAS / Penulis :


RUANG Roro Jonggrang di lantai 7 Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, yang bisa menampung 800 orang, terasa hangat dan penuh selama 24-25 Januari lalu. Meskipun yang hadir di situ berjumlah sekitar 100 orang. Jalannya diskusi terasa menarik, sering bersemangat, dan kadang berapi-api. Padahal, acaranya seharusnya adem ayem: Sarasehan Kebudayaan IV yang diselenggarakan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa bersama Lembaga Pengkajian Kebudayaan (LPK) Taman Siswa.

Diadakan pertama kali pada 28 Oktober 1985 dan diikuti 20 undangan khusus. sarasehan itu berkembang menjadi semacam forum informal antar bermacam kelompok dan perorangan. "Sebuah forum di mana setiap peserta bisa melontarkan ide-ide, atau reaksinya terhadap situasi dan kondisi sekarang, untuk menuju ke masa depan," kata Ki Suratman, Ketua Majelis Luhur Taman Siswa.

Lewat forum itu diharapkan bisa ditemukan saling pengertian di antara peserta. Karena itu sarasehan ini tidak mengambll kesimpulan terhadap permasalahan yang dibahas. "Kesimpulan itu ada di hati masing-masing peserta, yang mungkin akan muncul dalam sikap dan tindakan," kata Ketua L.P.K Taman Siswa,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?