20 Tahun Untuk Cabe Rawit

Edisi: 50/18 / Tanggal : 1989-02-11 / Halaman : 36 / Rubrik : PDK / Penulis :


UNTUK apa berfilsafat? Franz Magnis Suseno punya penjelasan buat Indonesia. "Filsafat bagaikan cabe rawit dalam kehidupan akademis," kata penjabat Ketua Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Drijarkara itu.

Dengan rasa yang bisa bikin pusing bila dimakan tanpa unsur lain, si cabe rawit toh bermanfaat buat merangsang selera. Sekaligus melawan sembelit. Bagi dunia akademis sekarang yang, menurut Franz Magnis Suseno, cenderung merosot ke arah "positivisme dan pragmatisme," filsafat memang tak enak, tapi perlu.

Sayangnya, cabe itulah yang kurang di pendidikan tinggi di Indonesia. Tapi pada suatu masa adalah seorang paderi Katolik bertubuh agak pendek dan bernama agak panjang: Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara (baca: Driyarkara).

Guru besar filsafat yang di tahun 1960-an cukup dikenal itulah yang mengilhami berdirinya sebuah sekolah khusus untuk filsafat. Namanya pun (ia wafat tahun 1967) dipakai untuk perguruan yang pekan lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-20 itu.

Sekolah itu bermula di 1969 dari dua ruang sewaan di Sekolah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…