Bukan Karena Imbauan

Edisi: 07/19 / Tanggal : 1989-04-15 / Halaman : 91 / Rubrik : EB / Penulis :


KEBIJAKSANAAN pemerintah 25 Maret lalu, sekilas mirip gebrakan Sumarlin Juni 1987. Cuma saja gebrakan Sumarlin yang tersohor itu, merangsang bank-bank pemerintah untuk menaikkan suku bunga deposito. Sebaliknya kebijaksanaan 25 Maret 1989, diharap malah bisa menekan suku bunga.

Dalam beleid itu, yang merupakan pelengkap Pakto, bank-bank devisa dibebaskan meminjam dari luar negeri, tapi sekaligus dibatasi untuk membeli dolar, yang maksimal hanya boleh 25% dari modalnya. Jadi, ketujuh bank pemerintah yang memiliki modal Rp 3.359 milyar (sekitar US$ 1.914) pada Desember 1988 hanya boleh membeli dolar sekitar US$ 478 juta.

Beberapa bank ternyata memegang dolar lebih dari batas 25% tadi. Mereka terpaksa merupiahkan dolar yang berlebih itu. Ini jelas nampak pada transaksi valuta asing di Bank Sentral selama dua pekan terakhir. Sejak 25 Maret, Bank Indonesia praktis hanya dua kali menjual valas, yakni pada 3 April (US$ 9 juta) dan pada 7 April (US$ 100.000). Sementara itu, valas yang dibeli BI bernilai sekitar US$ 200 juta. Berarti, dalam dua pekan terakhir, tak kurang dari Rp 350 milyar sudah dipompakan BI ke peredaran.

Maka, tepat 1 April 1989,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…