Tragedi Tikus-tikus Kota Di Brasil
Edisi: 35/23 / Tanggal : 1993-10-30 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis : LPS
Sejumlah gelandangan dan anak-anak jalanan mati terbunuh di kota-kota besar di Brasil. Mereka ditembaki "pasukan kematian" yang banyak disewa para pengusaha kaya. Masalahnya, anak-anak jalanan yang disebut tikus-tikus kota ini mengganggu ketenteraman orang kaya: menjambret, merampok, bahkan membunuh. Tapi perekonomian Brasil memang lagi krisis. Kemiskinan -- juga ketidakadilan -- melahirkan tikus-tikus kota ini. Wellington Barbosa adalah sebuah tragedi. Anak laki-laki berusia 14 tahun itu sedang berjalan-jalan di sebuah jalan yang sibuk di Rio de Janeiro dengan kakak tiri dan pacar si kakak. Tiba-tiba sebuah mobil Volkswagen melintas di samping mereka. Seorang penumpang, berkaus oblong hijau dengan satu gigi yang tonggos, keluar dan melepaskan tembakan dari pistol kaliber 38. Barbosa roboh. Kakak tiri Barbosa dan pacarnya masih sempat tiarap sampai penembak misterius itu masuk ke mobil dan melesat pergi.
Tubuh Barbosa yang koma sempat diusung ke rumah sakit. Berita tertembaknya Barbosa segera menyebar ke anak-anak gelandangan lainnya, yang hidup di jalan-jalan di Rio. Sebagai bentuk solidaritas, mereka bergerombol hening di depan rumah sakit. Itu bukan pertama kali mereka berjaga-jaga di depan rumah sakit, menunggu berita tentang teman yang sedang sekarat. Berita malam itu: Barbosa tak bisa diselamatkan. Kakak tirinya memekik.
Gerombolan anak-anak gelandangan bubar, masih dengan hening. Bagi mereka, tragedi Barbosa bukan lagi berita baru. Setiap hari di Brasil, diperkirakan, tiga sampai empat orang anak jalanan mati terbunuh. Dan statistik itu meningkat terus dari tahun ke tahun. Tahun 1991 tercatat ada 316 anak mati terbunuh, yang meningkat menjadi 424 anak pada tahun 1992, dan sampai pertengahan tahun 1993 lalu angka kematian anak-anak itu sudah mencapai 298.
Mungkin, jika dibandingkan dengan jumlah total penduduk, masih ada negara 2dengan persentase angka pembunuhan anak-anak yang lebih tinggi dari Brasil. "Bagaimanapun, berdasarkan jumlah itu, Brasil benar-benar menjadi gejala tersendiri," kata Agop Kakayan, Kepala UNICEF di Brasil. Apalagi, kenyataannya, banyak di antara anak-anak itu yang dibunuh di jalanan tanpa alasan jelas.
Juli lalu, delapan orang anak berusia 11 sampai 17 tahun menjadi sasaran tembak lima orang bersenjata api. Waktu itu ada sembilan orang anak sedang tidur di dekat air mancur di lapangan Paus Pius X, Rio de Janeiro. Di bawah bayang-bayang Gereja Nossa Senhora Candelaria, muncul lima orang yang melepaskan tembakan ke arah sembilan anak yang sedang tidur. Dua orang anak mati dalam tidurnya, enam orang mati di rumah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…