Dituduh Fanatik Dan Ekstrem
Edisi: 12/19 / Tanggal : 1989-05-20 / Halaman : 63 / Rubrik : SEL / Penulis :
SEJAK menduduki kantor gubernur pada 1985, Chamlong dengan yakin mempercayakan keselamatannya pada Sang Budha. Mula-mula yang harus dicatat dari orang ini adalah tampang dan gayanya. Rambutnya terpangkas pendek, mirip cukuran tentara -- memang purnawirawan angkatan bersenjata Muangthai. Tapi ia tidak garang. Lebih mirip seorang biksu daripada seorang prajurit. Lembut, bersahaja, dan tak suka membentak, kecuali pada para pelacur, koruptor, atau mereka yang melalaikan kerja.
Lewat Partai Palang Dharma yang ia dirikan tiga tahun silam, Chamlong melontarkan isu kejujuran. Tetapi jagat selalu ganjil. Partainya kalah. "Duit. Suara rakyat dibeli dengan uang. Hanya Palang Dharma yang tidak mengeluarkan uang untuk mendapat suara," dalih Chamlong gemas.
Kalau betul Chamlong menentang segala kebrengsekan dunia dan mengarahkan hidupnya semata-mata di jalan Budha, maka dia adalah keajaiban modern. Paling tidak di Muangthai. Rakyat Thai dikenal moderat, mudah memaafkan, dan gampang diajak kompromi. "Tetapi saya tak percaya pada kompromi. Apalagi untuk membangun negara," tutur Chamlong tangkas. Itulah sebabnya ia dituduh fanatik dan ekstrem, terutama di mata pegawai-pegawai Departemen Dalam Negeri Muangthai. Departemen strategis tak luput dari wabah korupsi, yang dalam penilaian rakyat sudah mengakar di seluruh segi kehidupan masyarakat.
Apakah Chamlong akan berhasil mewujudkan Karma -- inti ajaran Budha -- sebagai pegangan hidup rakyat Bangkok? Sebuah ajaran yang menentang pelacuran, korupsi, keteledoran, dan segala perbuatan terkutuk lainnya. Ini benar-benar tantangan bagi Chamlong.
Bangkok yang dialiri Chao Phraya -- Sungai Raja -- adalah kota yang sarat dengan bar, panti pijat, dan lokasi-lokasi pelacuran. Ratusan panti pijat, tulis Time Oktober 1988 lalu. Lantas masih ada sekitar 1.500 kompleks pelacuran. Diperkirakan perempuan "kurang sopan" itu berjumlah 250 ribu. Dua ratus lima puluh ribu! Terdiri dari penari telanjang, tukang "pijat asyik", hostes di hotel-hotel, plus pelacur-pelacur kelas kambing. Seperti dalih pelacur di mana-mana, mereka mengaku datang dari keluarga miskin. Kerja jual diri adalah jalan pintas untuk membantu ekonomi keluarga.
Dan Chamlong berkelit ketika ditanya apa yang akan dilakukannya untuk memberantas mereka. "Soal bar, panti pijat,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…