Yang Fantastik Dan Yang Emosional
Edisi: 21/19 / Tanggal : 1989-07-22 / Halaman : 69 / Rubrik : SR / Penulis :
SENI lukis abstrak tampaknya sedikit saja punya daya tarik di kalangan pelukis muda kita. Sebaliknya, sebagian besar mereka cenderung kepada fantasi dan emosi, serta kepada perian alias deskripsi yang disajikan secara dekoratif. Inilah kesimpulan sementara yang dapat ditarik dari Pameran Kompetisi Karya Pelukis Muda Indonesia '89 di Aula Timur ITB, Bandung, 14-23 Juli.
Kompetisi dan pameran itu diadakan oleh Perhimpunan Pusat Kebudayaan Indonesia-Prancis, dengan kerja sama Institut Teknologi Bandung (ITB), sehubungan dengan perayaan Hari Nasional Prancis ke-200. Kompetisi itu diikuti sekitar 60 pelukis muda berumur 35 tahun ke bawah dan pamerannya oleh sekitar 170 orang. Yang terbanyak datang dari Bandung, Yogyakarta, dan Surakarta. Ada sejumlah pelukis Denpasar, Surabaya, Jakarta. Di samping itu, ada peserta dari Tasikmalaya, Cimahi, Bekasi, Semarang, Klaten, dan Wonoiri.
Mencolok dalam pameran itu ialah banyaknya lukisan yang menyajikan citra aneh, ganjil, atau tidak masuk akal - citra fantastik. Ini terlukis dalam beberapa gaya. Yang menarik ialah karya sekelompok pelukis - tidak sedikit jumlahnya - yang amat pandai menampilkan citra ruang trimatra, volume, massa, bermacam sifat permukaan benda, serta terang dan bayangan, seraya sekaligus menyodorkan citra sepotong dunia yang aneh, tak masuk di akal. Yang terhebat tentunya ialah I Gusti Nengah Nurata (33 tahun, Surakarta), Lucia Hartini (30 tahun, Yogyakarta), Sutjipto A. (32 tahun, Denpasar), Bambang Sudarto (33 tahun, Bandung), dan beberapa lagi.
Karya Nurata, teduh kebiruan dan memperlihatkan penggayaan alias stilisasi, agak mengingatkan kepada lukisan Pengosekan Bali. Tapi Nurata lebih terolah, lebih kaya dengan motif, dan lebih berat dengan cerita dan tema. Hitam Putih Cermin…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…