Hutan Dipelihara, Dolar Dikail

Edisi: 21/19 / Tanggal : 1989-07-22 / Halaman : 82 / Rubrik : LIN / Penulis :


JARANG yang turun temurun memelihara hutan - seperti di Desa Adat Tenganan, Bali. Di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, petani yang hidup dari hasil kebun kemenyan justru masih terikat pada pemeliharaan hutan. Juga petani lebah madu di Gunung Tambora, Sumbawa. Mereka tak ingin hutan di sana dibabat pengusaha kayu.

Sementara itu, kayu besar yang berumur puluhan tahun menghasilkan dolar. Ini terjadi di banyak negara tropis, seperti di Amerika Selatan dan Afrika. Padahal dengan alasan "ekonomis praktis", itu bisa kurang klop dengan kepentingan yang mengacu ke masa depan, sehingga lingkungan hidup terjamin aman dan alami. Cuma, mereka yang menghendaki hutan dilestarikan kata Charles M. Peters dari Institut Ekonomi Botani di Kebun Raya New York, bila mengargumentasikan soal lingkungan, ini sering kurang manjur.

Apalagi bagi banyak negara yang punya utang besar, maka hutan jadi alternatif menutupi utangnya. "Padahal, dari penelitian, penebangan hutan itu membuktikan buruknya investasi tersebut," kata Peters,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…