Main Golf Di Kebun Sayur

Edisi: 22/19 / Tanggal : 1989-07-29 / Halaman : 24 / Rubrik : NAS / Penulis :


PARA petani terperangah membaca papan pengumuman yang bernada mengancam itu: "Yang tidak mengambil uang pangjeujeuh dan tanamannya tidak dipanen berarti menghambat pembangunan dan menentang pemerintah". Uang pangjeujeuh alias ganti rugi ala kadarnya itu hanya Rp 30 untuk setiap meter persegi tanah yang bertahun-tahun mereka garap.

Ada delapan pengumuman seperti itu dipacangkan di lahan pertanian seluas 34 ha di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Masih termasuk kawasan pariwisata Puncak yang hijau. Lahan pertanian itu berbatasan dengan Taman Nasional Cibodas yang sering digunakan berkemah oleh Pramuka dan anak sekolah.

Karena pengumuman mengancam itu dinilai tak selayaknya, Senin lalu, Gubernur Jawa Barat, Yogie S.M., memerintahkan untuk mencabutnya. Dan kini, tanah titisara atau tanah milik desa itu menjadi pusat perhatian orang.

Lahan pertanian yang turun-temurun menjadi sumber nafkah para petani itu kini disewakan kepada pihak swasta yang akan menyulapnya menjadi padang golf dan akomodasi pariwisata. Akibatnya, tak kurang dari 230…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?