Obat Generik Cara Bangladesh

Edisi: 24/19 / Tanggal : 1989-08-12 / Halaman : 28 / Rubrik : KL / Penulis : SAIDI, ZAIM


GENDERANG perang melawan mahalnya harga obat di Indonesia telah ditabuh lewat Permenkes No 085/Menkes/ 1 Per/I/1989. Dan kita patut berbangga. Soalnya, meski sangat mendesak, kebanyakan pemerintah Dunia Ketiga masih ragu melakukannya. Padahal, WHO sudah menyerukannya lebih dari sepuluh tahun lamanya. Lantas, sudah boleh berlega hatikah konsumen kita?

Rumitnya mengendalikan harga obat memang bukan hanya kita yang merasakan. Bukankah kebiasaan menulis resep dengan nama dagang - yang nyata-nyata lebih mahal itu - sudah begitu mapan? Sementara itu, konsumen justru cenderung lebih mempercayai obat mahal. Tapi, yang paling dikhawatirkan kebanyakan negara Dunia Ketiga, sebenarnya, adalah tentangan para produsen, khususnya perusahaan asing. Apakah mereka tidak akan ramairamai pull out, akibat peraturan itu?

Jenderal Mohammad Ershad, Presiden Bangladesh, telah membuktikan bahwa apa yang ditakutkan itu tidak terjadi. Begitu berkuasa, 1982, dia membenahi beleid obat nasionalnya. Sejumlah besar obat nonesensial dan mahal disaring dari pasar. Pemakaian obat generik digalakkan.

Dan benar. Jenis obat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…