Hun Sen
Edisi: 24/19 / Tanggal : 1989-08-12 / Halaman : 79 / Rubrik : KL / Penulis : SIAGIAN, SABAM
PAGI itu Hun Sen, 38 tahun, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kamboja, sibuk melayani pertanyaan para wartawan di suite-nya di Hotel Royale, Paris. Sehari sebelumnya, 1 Agustus, tahap awal konperensi internasional tentang Kamboja selesai. Jelas, konsensus mengenai pengaturan tata kerja konperensi seperti diumumkan para ketuanya, Menlu Prancis Ronald Dumas dan Menlu RI Ali Alatas, dalam suatu konperensi pers yang ramai sekali, tak membuat Hun Sen kecewa.
Elizabeth Becker, wartawan The Washington Post - pengarang sebuah buku yang banyak mendapat pujian: When the War Was Over; The Voices of Cambodia's Revolution and Its People mengajukan pertanyaan. "Tuan Hun Sen, pemerintah yang Tuan pimpin, dan Hanoi, selama ini selalu menolak peranan PBB dalam usaha menyelesaikan konflik di Kamboja. Tapi kenapa sekali ini Tuan segera menyetujui usul pengiriman sebuah tim teknis oleh Sekjen PBB dalam rangka persiapan awal untuk memonitor penarikan mundur tentara Vietnam dari wilayah negara Tuan?"
Sambil mendengarkan terjemahan oleh Uch Kim An, Dirjen Politik Deplu Kamboja, Hun Sen punya waktu mempersiapkan jawabannya .Ia bersikap taktis untuk menciptakan citra yang simpatik, apalagi karena wakil Khmer Merah, Khieu Samphan, menentang keras…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…