Merenda Masa Depan Pertumbuhan...
Edisi: 30/19 / Tanggal : 1989-09-23 / Halaman : I- / Rubrik : PWR / Penulis :
Saham Bagi Masyarakat, Devisa Untuk Pembangunan Bangsa
Mayatexdian Group Go Public
Mayatexdian Group tampil sebagai pengekspor 100% pakaian jadi (garment), dan sukses menerobos pasar mancanegara. Kini kelompok melakukan diversifikasi usaha, untuk membuka lapangan kerja baru dan mencetak devisa. Memulai di industri hilir lalu terjun di industri hulu, ternyata menjamin pastinya pemasaran produk. Lalu, mulai September ini, Mayatexdian Group Go Public. Sejumlah 2,5 juta saham siap disebarkan.
Dalam gugusan ekspor komoditas nonmigas Indonesia, pakaian jadi telah tampil sebagai penghasil devisa terkemuka negeri ini. Melihatnya secara kronologis, pertumbuhannya berlangsung terbilang cepat. Pada 1984, nilai ekspornya baru tercatat US$ 447 juta, tetapi hanya dalam empat tahun (1988) jumlahnya telah mencapai US$ 1,3 milyar. Berarti telah melipat hampir tiga kali. Mengesankan, bukan ?
Toh kita tidak ingin istirahat di tempat. Sepetti dicanangkan oleh Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Ir. Arifin Lumban Gaol, pada akhir Pelita V nilai eksport garment itu ingin ditargetkan menjadi dua kali lipat. Memang, Arifin mengakui, "Ini bukan soal mudah". Karena di disitu terkait dengan masalah kuota, tentu, kendati ia tetap pada sasarannya. "Semuanya tergantung pada perjuangan kita sendiri," katanya lagi.
Berbicara tentang perjuangan di bidang ini, Mayatexdian Group produsen pakaian jadi khusus (100%) ekspor telah membuktikan jati dirinya. Hanya setelah beberapa bulan berdiri dan berproduksi hingga akhir 1987 perusahaan tersebut mencatat angka ekspor sampai senilai US$ 521.000 lebih. Pada tahun berikutnya, nilainya jumpalitan 30 kali lipat, tepatnya US$ 15,1 juta. Dalam tahun 1989 yang sedang kita jalani ini, Mayatexdian Group memasang angka US$ 18,3 juta sebagai target yang ingin mereka capai. Lebih jauh, dengan melihat order yang ada dan yang bakal masuk, serta dengan memperhitungkan kapasitas dan penampilan produknya -- termasuk dengan mengembangkan program diversifikasi -- suatu kenaikan tak mencolok tapi mantap akan diraih pada dua tahun berikutnya. Yaitu US$ 25 juta pada 1990 dan US$ 26,5 juta pada 1991.
(Lihat grafik: "Pertumbuhan dan Proyeksi Ekspor Mayatexdan".)
Bagi Mayatexdian Group, merger langsung dimaksudkan untuk memperkukuh landasan go public itu sendiri. Setelah penggabungan, basis modal (capital base) dan struktur modal (capital structure) kelompok tersebut menjadi kian mantap dan konsolidasi profit otomatis dapat dicapai. Semuanya untuk mendukung program diversifikasi yang telah dimulai.
Salah satu upaya dalam kerangka diversifikasi tadi adalah memperkuat infrastruktur perusahaan. Memantapkan tongkrongannya dalam industri pakaian jadi, Mayatexdian berusaha mengembangkan sayapnya lebih lebar, antaranya dengan menambah jenis produk: celana dan sweater. Untuk membangun pabrik khusus celana, kelompok ini menanam dana tak kurang dari Rp 3 milyar, dan Rp 3 milyar lainnya diinvestasikan buat mendirikan pabrik khusus sweater. Kedua pabrik, yang berada di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Utara, itu sudah mulai beroperasi.
Program diversifikasi itu akan meningkatkan kegiatan Mayatexdian Group, yang selama ini bersifat industri hilir, ke aktivitas yang lebih hulu. Yaitu berupa kegiatan pemintalan (spinning), pewarnaan/pencelupan (dyeing), dan perajutan (kintting). Untuk bidang pemintalan, produksi direncanakan akan dimulai pada 1990, dengan mengoperasikan 30.000 mata pintal. Untuk menampung ketiga aktivitas baru itu, jelas diperlukan sebuah pabrik lagi. Lahan untuk pabrik telah dibeli, dengan biaya Rp 9 milyar. Kali ini, Mayatexdian memilih Bogor, Jawa Barat, sebagai lokasi pabriknya.
Dalam rangka melengkapi jenis produk yang telah dimilikinya, seluruh investasi yang dibutuhkan untuk program diversifikasi tersebut memerlukan biaya sekitar Rp 60 milyar. Sambil merogoh kocek sendiri, Mayatexdian Group juga menarik dana dari bank, sedang sebagian lainnya diharapkan diperoleh lewat bursa saham. Ya, setelah go public itu tadi.
Akan tetapi, untuk go public ini, kata Tahir, "Mayatexdian tak akan menjual saham yang sekarang sudah ada kepada calon investor". Sebaliknya, mereka mengundang masuknya kapital dari luar. "Jumlahnya 30% dari modal yang ada sekarang."
Dengan melego 2,5 juta lembar saham, Tahir mengungkapkan lebih jauh, "Target pemasukan modal baru kami sebesar Rp 30 milyar". Yang bertindak selaku underwriter-nya adalah PT ASEAM. Sedang hearing dengan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) akan dilakukan pada 14 September 1989 ini di Jakarta. Kesempatan tampaknya terbuka luas, baik bagi pemodal asing…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
MELANGKAH MAJU dengan KESUNGGUHAN HATI
1994-03-12Ekspor anak perusahaan surya dumai group ini sudah menjangkau ke 27 negara. pertumbuhan penjualan dan…
Yang dibutuhkan pelaku bisnis: Color Pages Indonesia
1994-03-26Segera terbit color pages indonesia. katalog tentang building materials dan equipments, dengan informasi yang lengkap…
BIARKAN KAMI MENYELESAIKAN MASALAH ANDA
1994-01-29Biro administrasi efek (bae) pertama di indonesia. memberikan jasa layanan bagi perusahaan yang akan dan…