Setelah Biskuit Tak Disentuh Lagi
Edisi: 34/19 / Tanggal : 1989-10-21 / Halaman : 27 / Rubrik : NAS / Penulis :
HEBOH biskuit beracun telah menyebabkan konsumen patah selera makan biskuit. Bahkan, mereka menganggap semua biskuit tercemar racun. Jumat lalu, sesaat sebelum pemutaran film Catatan si Boy IIIdi bioskop Empire 21 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ketika di layar muncul iklan biskuit Marie Regal yang menayangkan adegan seorang anak makan biskuit kontan sebagian penonton berteriak: "Awas racun." Padahal, biskuit Marie Regal -- satu-satunya yang menggunakan SII (Standar Industri Indonesia) -- tidak termasuk yang tercemar sodium nitrat.
Itulah sekilas gambaran pendapat sebagian konsumen biskuit saat ini. Pendapat umum seperti itu memang tercermin dalam hasil angket TEMPO mengenai konsumsi biskuit. Angket yang diedarkan di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Bandung, Yogya, dan Surabaya itu menjaring 375 responden kelas bawah.
Ternyata, lebih dari 50% responden tidak mau lagi membeli biskuit. Bahkan sebagian besar mereka (64%) melarang semua anggota keluarga makan biskuit jenis dan merek apa pun. Ada pula responden (32%) yang tidak memberi uang jajan karena khawatir anak mereka membeli biskuit yang terkontaminasi racun.
Sebagian besar responden (67%) memang masih memberi uang jajan kepada anak-anak mereka dengan pesan tidak boleh membeli biskuit merek dan jenis apa pun juga. Itu tidak berarti bahwa semua konsumen merasa terteror oleh biskuit maut. Masih ada separuh responden (51%) yang tetap membeli biskuit. Syarat mereka: biskuit itu harus merek terkenal -- yang kira-kira tidak tercemar racun.
Sebentar lagi Hari Natal 1989 dan Tahun Baru 1990 tiba. Tapi, penjualan di beberapa supermarket justru anjlok deras. Di toko swalayan Matahari di Pusat Perdagangan Senen, Jakarta, misalnya, omzet penjualan biskuit turun 50%.
"Mati pasar" itu mencekam lebih dari 50 produsen lain. Rabu lalu, mereka mengeluh kepada Dirjen Aneka Industri Susanto Sahardjo bahwa omzet penjualan anjlok antara 30 dan 50%. Kapasitas ke-50 produsen 400 ton per hari. Kerugian yang ditimbulkan akibat heboh biskuit beracun menurut taksiran Departemen Perindustrian, bisa mencapai Rp 17,1 milyar setiap hari.
Itu baru yang menimpa pabrik yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?