Pu Yi, Atau Kaisar Yang Dilorot
Edisi: 50/17 / Tanggal : 1988-02-13 / Halaman : 67 / Rubrik : SEL / Penulis :
"BILA aku mengenang masa kanak-kanakku," begitu Pu Yi menulis, "kepalaku penuh dengan bayang-bayang kuning. Ubin kaca kuning, jok sedanku kuning, bantalan kursiku kuning, mantel dan topiku kuning, perangkat makan dan minumku, tutup tempat nasi, sampul bukuku, tirai jendela, tali kekang kudaku . . . semuanya serba kuning." Kuning cemerlang memang simbol kaisar. Sampai-sampai Pu Yi selagi kecil, ketika bermain-main dengan adiknya, pernah suatu hari membentak-bentak hanya lantaran adiknya memakai baju yang lapisan dalamnya berwarna kuning menyala. "Pu Jie! Berani betul kamu memakai warna itu."
Pu Yi, disebut juga Xuan Tung, memang tak bisa menghindar dari tradisi. Seperti juga keluarganya yang tak bisa menolak ketika tiba-tiba ia dipilih oleh Ibu Suri Cu Xi sebagai kaisar.
Kaisar terakhir dari dinasti Qing dari Manzhu itu lahir pada 7 Februari 1906. Jadi, seandainya ia masih hidup minggu pekan ini ia genap berusia 82 tahun. Ayahnya, Pangeran Zhun II, adalah anak Pangeran Zhun I. Kakek itu putra Kaisar Guang dan adik Kaisar Xian Feng. Karena Xian Feng tak punya putra mahkota, tidak menentulah pewarisn kekaisaran dinasti Qing ketika itu.
Adalah gundik Xian Feng bernama Yehonala, hamil. Maka, gundik tersebut berhasil membujuk Xian Feng agar menjadikannya sebagai permaisuri. Ini berarti anaknya kelak berhak atas takhta. Benar, ketika Xian Feng meninggal, anak Yehonala, laki-laki dan diberi nama Tong Zhi, diangkat menjadi kaisar walau masih kecil. Karena usianya itu, maka yang sebenarnya memerintah kekaisaran kala itu bukan dia, melainkan ibunya. Si permaisuri janda inilah yang kemudian dicatat sejarah sebagai Ibu Suri Cu Xi yang kejam.
Pu Yi menggambarkan Cu Xi sebagai seorang yang "tidak bisa melihat orang lain senang. Siapa pun, entah ia pelayan, pejabat istana, atau anaknya sendiri, kalau tak berkenan padanya akan dibuatnya menderita."
Tong Zhi mati muda. Sebagai gantinya, Cu Xi mengangkat kemanakannya, paman Pu Yi, Guang Xu. Mengapa ia dipilih, tentunya karena paman itu memang seorang yang lemah, yang praktis menjadi burung dalam sangkar istana. Kendali kerajaan tetap dipegang Cu Xi.
Ketika ternyata Guang Xu tak punya keturunan, Cu Xi pun menyiapkan Pu Yi untuk calon kaisar berikutnya. Bisa ditebak, Pu Yi terpilih bukan karena ia keturunan Pangeran Zhun. Tapi karena ia masih tiga tahun, hingga Cu Xi tetap bisa memerintah dan merajalela.
Itulah mengapa ketika…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…