Mati Gaya Santet

Edisi: 50/17 / Tanggal : 1988-02-13 / Halaman : 99 / Rubrik : KRI / Penulis :


JUDI buat Saekan adalah hiburan. Itu sebabnya, penjual barang rongsokan ini nyambi jadi bandar judi dadu. Tapi tak berarti Saekan mengabaikan ibadatnya. Setiap mendengar suara azan, ia hentikan judinya, lalu sembahyang. Dan malam harinya, hampir tiap malam ia lakukan wiridan, dengan suara yang keras. Mungkin karena bertingkah serupa itu, Saekan dianggap rada aneh oleh banyak penduduk desa, termasuk keponakannya sendiri, H.M. Noer S. "Ia memang punya kepribadian yang unik," kata Noer.

Karena pribadi yang unik itulah, Saekan, 45 tahun, kemudian dengan gampangnya dituduh tukang santet. Padahal, warga Dukuh Jatiagung, Gumukmas, Jember, ini ribut dengan tetangga pun selama ini tak pernah. Maka, ketika Saekan minta pendapat Noer, keponakannya itu menyarankan agar pamannya pindah ke desa lain saja. "Demi keselamatan Paman," katanya. Tapi Saekan menjawab tegas, "Kalau saya pindah, orang kampung akan membenarkan saya sebagai tukang santet. Tidak. Saya tidak akan pindah. Lebih baik mati daripada harus pindah."

Jumat, 8 Januari, sekitar pukul 10.00 malam, rumah Saekan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…