Dari Hatta Sampai Umar
Edisi: 01/18 / Tanggal : 1988-03-05 / Halaman : 25 / Rubrik : NAS / Penulis :
SABTU, 18 Agustus 1945. Republik Indonesia baru berumur sehari. Waktu itu bulan Ramadan. Dua puluh satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia bersidang di Pejambon, untuk menetapkan undang-undang dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Menurut rencana, sidang akan dibuka pukul 09.30. Tapi sampai pukul 11.00 lebih, sidang belum juga dibuka. Sementara itu, Jumlah anggota ditambah enam orang. Setengah jam kemudian, sidang dibuka oleh ketua Ir. Soekarno, didampingi Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua.
Sidang hari itu ditutup pukul 13.50 untuk memberi kesempatan kepada anggota yang tidak berpuasa untuk makan siang. Pada pukul 15.15, sidang dibuka lagi. Tapi karena di luar sudah banyak wartawan menunggu keputusan siapa yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama, Ir. Soekarno selaku ketua sidang minta persetujuan untuk memasuki acara pemilihan presiden dan wakil presiden. Ia lalu minta petugas membagikan kartu pemungutan suara...
Tiba-tiba Otto Iskandardinata angkat suara, Berhubung dengan keadaan waktu, saya harap supaya pemilihan presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon, yaitu Bung Karno sendiri." Kontan usul itu disambut tepuk tangan meriah. "Tuan-tuan, banyak terima kasih atas kepercayaan Tuantuan dan dengan ini saya dipilih oleh Tuan-tuan sekalian dengan suara bulat menjadi Presiden Republik Indonesia," kata Soekarno.
"Pidato pertama" Presiden itu disambut tepuk tangan. Para anggota PPKI berdiri menyanyikan Indonesia Raya, kemudian menyerukan "Hidup Bung Karno" tiga kali.
Otto Iskandardinata angkat bicara lagi. "Pun untuk pemilihan Wakil Kepala Negara Republik Indonesia, saya usulkan cara yang baru ini dijalankan. Dan saya usulkan Bung Hatta menjadi Wakil Kepala Negara Indonesia," serunya.
Serentak hadirin bertepuk tangan. Lalu mereka menyanyikan Indonesia Raya. "Hidup Bung Hatta, Hidup Bung Hatta, Hidup Bung Hatta," teriakan itu bergema.
Sejak itu Bung…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?