Setelah Kakaktua Dilindungi Kuota

Edisi: 04/18 / Tanggal : 1988-03-26 / Halaman : 74 / Rubrik : LIN / Penulis :


SEPULUH tahun silam Handoyo alias Hoo Kin, di Yogya, punya 20 ekor burung piaraan. Ia terpikat pada merdu suaranya, keindahan bentuk, maupun bulunya. Makin lama koleksinya itu bertambah -- seperti kutilang, beo, nuri, kenari, poksay, hwa mei -- yang ia beli dari pedagang burung pikulan dan sebagian lagi dari Semarang dan Surabaya.

Beo, misalnya, dipelihara oleh Handoyo sekitar 3 bulan. Setelah bulu serta suaranya bagus, barulah dijualnya -- dan laku 4 kali lipat dari harga beli yang cuma Rp 10 ribu. Berkat sering meralh untung lumayan, lalu ia putuskan jadi pedagang burung.

Langkah Handoyo bahkan mulai panjang Tanpa menghiraukan satwa itu makin langka, kemudian ia merentang sayap pasar ke luar negeri. "Menjual burung ke sana untungnya lebih besar," tutur Handoyo kepada Slamet Subagyo dari TEMPO. Sebulan ia melego 50 ekor burung via temannya di Jakarta.

Pasar burung paling empuk rupanya Amerika Serikat. Harga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…