Membaca Paulus, Dua Ribu Tahun Lalu

Edisi: 04/18 / Tanggal : 1988-03-26 / Halaman : 102 / Rubrik : AG / Penulis :

DI Istora Senayan Jakarta, 3 April ini, berlangsung Pesta Paskah 88. Ada prosesi Salib, hiburan dari artis pesta balon dan kembang api. Lima ribu papa dan gelandangan akan dijamu. Kemudian terdengar gema kebesaran: Tuhan Yesus bangkit. Maut tak berdaya lagi!

Bahkan di pagi hari raya itu, anak-anak kecil dalam keluarga Kristen dibangunkan dari tidur. Mereka segera menghambur ke kebun di luar rumah, mengendap-endap, mencari-cari telur yang disembunyikan di balik rumput. "Kami ingin mengajarkan pada anak-anak bahwa telur itu akan pecah, lalu melahirkan kehidupan," kata Dr. Fridolin Ukur pada Ahmadie Thaha dari TFMPO .

Itulah sebuah tamsil di Paskah dan Yesus yang bangkit. Tetapi, setelah Yesus, konon pemikir kuat dalam Perjanjian Baru adalah Paulus. Berdasarkan informasi paling akhir tentang sejarah dan masa-masa hidupnya, majalah Newsweek 29 Februari lalu mengutip beberapa sarjana yang mengemukakan pendapat menarik tentang Rasul Paulus.

Menurut mereka, Paulus yang berasal dari Yahudi itu diutus ke tengah jemaah non-Yahudi. Dan karena surat-surat yang ditulisnya bersifat lebih abstrak dan penuh diktum yang bernada dogmatis, lalu oleh penulis Kenneth L. Woodward di majalah itu Paulus dipertanyakan sebagai "pendiri kedua" agama Kristen atau sebagai teolog pertama.

Kisahnya, jauh sebelum keempat Injil ditulis, Paulus telah melakukan pengembaraan di kawasan Mediterania, mendirikan jemaah-jemaah, dan 14 suratnya kini mengisi Kitab Perjanjian Baru. Sekarang, generasi baru para ahli Alkitab…

Keywords: -

---

Foto Terkait