Afghanistan Bukan Tempat Piknik
Edisi: 13/18 / Tanggal : 1988-05-28 / Halaman : 28 / Rubrik : LN / Penulis :
"PERANG bukan piknik," kata sebuah lagu ciptaan serdadu Soviet di Afghanistan. Memang, dari 115.000 serdadu Soviet yang mulai pekan lalu ditarik kembali ke Soviet setidaknya 15.000 di antaranya terpaksa tak bisa ikut konvoi pulang kampung karena jadi penghuni taman makam pahlawan. Sementara itu, ribuan yang lain berbaris pulang dengan menjanjikan masalah di negerinya. Mereka adalah prajurit-prajurit yang karena iseng atau untuk melawan depresi coba-coba mengisap ganja, tapi akhirnya jadi pencandu. Sebagian lagi adalah mereka yang mengharapkan dipuja sebagai pahlawan, tapi - sebagaimana yang dialami rekan-rekan mereka yang sudah lebih dahulu kembali ke rumah - hanya akan memperoleh kekecewaan: tiap hari peringatan pahlawan, 9 Mei, pemerintah dan masyarakat Soviet hanya menyanjung-nyanjung pahlawan Perang Dunia II.
Hari pertama penarikan kembali adalah giliran serdadu di medan tempur timur, dan beberapa kota besar. Di kota terbesar kedua setelah Kabul, Jalalabad, dan Barikot, di Minggu pekan lalu boleh dikata tak lagi tampak serdadu Soviet berkeliaran. Puluhan pos militer di sepanjang perbatasan Pakistan, yang populer dengan sebutan neraka pembantaian, sudah dikosongkan. Ini, kata Presiden Najibullah, agar para pengungsi tak takut pulang. Kamp pengungsi terbesar memang di Pakistan - lebih dari tiga juta orang Afghanistan di negeri Zia ul-Haq itu.
Sekitar 1.300 serdadu dengan 300 kendaraan perang - puluhan jip, tank, mobil komando, truk, panser, ambulans - berarak dari Jalalabad ke Kabul, 150 km jauhnya. Sepanjang jalan orang-orang Afghanistan menyambut konvoi pulang kampung itu. Sejumlah orang melambai-lambaikan bunga kertas, kartu selamat jalan dalam huruf Rusia, atau bendera kertas kedua negara: Soviet dan Afghanistan. Lebih banyak yang cuma menatap dingin tentara yang beranjak pulang itu.
Menjelang masuk Kabul, tiap beberapa ratus meter jalan, tampak seregu tentara Afghanistan, lengkap bersenjata, berjaga-jaga. Konvoi itu berakhir di kamp militer dekat bandara internasional Kabul, untuk menginap semalam sebelum meneruskan perjalanan yang berbahaya: menuju perbatasan Soviet, melintasi bukit-bukit yang diduga jadi sarang pejuang Mujahidin. Itu sebabnya kendaraan lapis baja akan jadi tameng konvoi yang berjalan sejauh 320 km itu, untuk melindungi serdadu-serdadu di dalam truk dari sasaran penembak gelap. Ironisnya, karena musim panas yang menyengat, kru kendaraan lapis baja akan terpaksa berdiri di kendaraan mereka.
Itulah peristiwa militer paling bersejarah kedua, sejak Amerika Serikat angkat kaki dari bumi Vietnam 13 tahun lalu. Dengan segala keunggulan teknologi militer dan duit, mula-mula kedua negara terkuat di dunia itu mengirim pasukan tanpa permisi rakyat - yang satu mencoba menegakkan rezim yang antikomunis, yang satu lagi sebaliknya. Tapi mereka tak pernah mengakui pertumpahan darah di negeri orang itu sebagai perang resmi. Sekadar "membantu sahabat", itu saja alasannya. Padahal, dunia mcngutuk aksi Soviet di Afghanistan sebagai tindak kolonialisme.
Bila kemudian AS terpaksa keluar dari Vietnam setelah tentara merah menyerbu Ibu Kota Saigon (sekarang Ho Chi Minh), Soviet tampaknya lebih punya muka. Gorbachev menarik pulan tentaranya ketika para pejuang Mujahidin masih hanya menguasai daerah perbukitan. Itu sebabnya Jenderal Boris Gromov, komandan tertinggi tentara Soviet di Afghanistan, tak mengakui bahwa mereka kalah. "Kami tidak mundur," katanya kepada koresponden TEMPO di New Delhi yang terbang ke Kabul pekan lalu. "Kami sekadar menaati perjanjian damai Jenewa."
Lalu, akan halnya Ho Chi Minh jatuh hanya dalam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…