Dari Dompet Besar Di Den Haag

Edisi: 16/18 / Tanggal : 1988-06-18 / Halaman : 85 / Rubrik : EB / Penulis :


PROF. Saleh Afiff tengah sibuk berkemas-kemas ketika TEMPO menemuinya selepas salat Jumat pekan lalu di kantornya, Jalan Taman Suropati 4, Jakarta. Maklum Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional ini sudah harus terbang ke Negeri Belanda esok sorenya, untuk berjoang di sidang dua hari IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia) di Den Haag, yang dimulai Selasa pekan ini.

Afiff akan bergabung dengan Menko Ekuin Radius Prawiro, Ketua Tim IGGI dari Indonesia, yang sebelum bertolak ke ibu kota Negeri Belanda itu akan singgah lebih dulu ke Tokyo. Tim seluruhnya terdiri atas 10 orang, tentu termasuk Gubernur Bank Central Adrianus Mooy.

Sidang IGGI kali ini tampaknya berbeda dengan sidang-sidang sebelumnya. Masalah yang diperdebatkan tak berhenti pada menyetujui saran dari Bank Dunia, yang, dalam laporan khusus tentang Indonesia tanggal 2 Mei 1988, menyarankan pemberian pinjaman berjangka panjang US$ 3,6 milyar. Tapi yang akan menjadi pembahasan utama juga menyangkut upaya meringankan beban utang Indonesia yang membengkak akibat merosotnya nilai dolar.

Menteri Saleh Afiff, menerima Budiono Darsono dan Max Wangkar dari TEMPO untuk kedua kalinya Sabtu lalu, beberapa jam sebelum dia berangkat ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. "Perundingan kali ini akan berjalan lebih sulit. Sebab, yang terutama kita butuhkan sekarang bukan hanya bantuan devisa, tapi juga bantuan rupiah. Itulah yang disebut special assistance loan oleh Bank Dunia."

Apa bedanya dengan pinjaman lunak yang biasa kita peroleh?
Special assistance loan itu tetap merupakan pinjaman lunak. Kelebihannya, pinjaman khusus itu bisa segera ditarik, dan dimanfaatkan untuk mengamankan neraca pembayaran.
Jangka penarikannya berapa lama?
Dalam satu tahun, begitu kontraknya ditandatangani. Sedang bantuan proyek atau bantuan program baru bisa ditarik dalam lima tahun, setelah kontraknya diteken. Misalnya sebuah bantuan program atau proyek tahun ini diteken di IGGI, jumlahnya bulat 100%. Tetapi penarikannya (disbursement-nya) untuk tahun ini mungkin baru 20%, tahun berikut 20%, berikutnya lagi 20%, dan seterusnya sampai lima tahun. Jadi, kalau pemerintah mau membangun jalan, irigasi, tenaga listrik, tak bisa dilakukan secara cepat. Uangnya tidak pernah kita pegang. Tapi yang kita terima adalah barang impor. Sedangkan pinjaman khusus, yang sekarang kita perjuangkan, seluruhnya bisa kita pergunakan dalam waktu setahun.
Bagaimana pemanfaatannya setelah kontrak ditandatangani?
Special assistance loan ini…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…