Museum Sebelum Tonggak
Edisi: 16/18 / Tanggal : 1988-06-18 / Halaman : 110 / Rubrik : SR / Penulis :
ACARA protokoler memang melelahkan. Apalagi buat Affandi, maestro seni rupa ini. Di samping enggan untuk sibuk dengan tatanan upacara, ia bahkan sudah tak mampu menegakkan fisiknya. Maka, sewaktu upacara pembukaan museum atas namanya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan, Kamis pekan silam, Affandi hanya teronggok di kursi rodanya.
Ketika disusul dengan peninjauan, Affandi merebahkan diri ke balai-balai bambu di teras museumnya. Di bawah buaian kipas, kakek yang memasuki usia ke-82 ini lelap, sembari memeluk bantal guling. Energinya habis. Dan itu sudah tampak dalam karya-karya mutakhirnya. Memang ada pendaran semangat dan sentuhan seorang pendekar, hanya sudah tak bertenaga (lihat juga Tiga Wujud di Ubud). Hari itu, masih dalam suasana peresmian museum yang sudah lama ia impikan, Affandi sempat mengerahkan kekuatan tuanya untuk tertawa-tawa. Ia menyambut canda Fuad, kendati tak menutupi kegembiraanya. Bahkan seperti biasa, Affandi mengenakan sarung. Kali ini ia berpalekat biru tua yang dipadu dengan kaus oblong kuning, jas batik kehitaman. Dan, kopiah putih di kepalanya.
Hadir juga sejawatnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…