Kitab Suci, Sumber Penelitian
Edisi: 19/18 / Tanggal : 1988-07-09 / Halaman : 19 / Rubrik : KOM / Penulis :
Saya tertarik oleh tulisan Saudara Taufik Abdullah berjudul "Jika Agama Diseminarkan" (TEMPO, 21 Mei, Kolom). Salah satu kalimat di tulisan itu, antara lain, berbunyi, "Bahwa agama itu (khususnya agama Islam) bukan saja harus diyakini dan diamalkan, tetapi bisa pula, bahkan perlu, diteliti." Kalimat lainnya, "Bagaimanakah teks suci harus dipahami?" Penjelasan atas pertanyaan pertama dan kedua, satu dan lainnya berkaitan. Saya akan mencoba.
Jika orang mau meneliti agama, maka obyek yang harus dipilih adalah kitab suci yang menjadi pedoman agama itu. Ambillah agama Islam. Kitab sucinya tentu, Quran. Maka, untuk mempelajari dan memahami Quran, sesungguhnya tidak sulit. Sebab, kitab itu sudah berwujud buku, yang mudah diperoleh. Tetapi untuk menafsirkan isi Quran tidak semua orang bisa. Sebab, ayat-ayat Quran ada yang bersifat jelas, ada pula yang bersifat samar-samar. Yang samar-samar itulah yang tak boleh ditafsirkan menurut pendapat sendiri. Sebab, harus disesuaikan dengan hadis. Adapun jumlah hadis tak sedikit. Sementara itu, orang yang bisa menafsirkan Quran dengan baik ialah orang yang memiliki pengetahuan hadis yang cukup luas. Itu pun belum cukup. Ia juga harus mempunyai keyakinan (iman) bahwa Quran itu ahyu Allah. Akan halnya iman itu merupakan hidayah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…