Pahlawan Yang Dilalap Doping

Edisi: 34/18 / Tanggal : 1988-10-22 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis :


Aib yang dibuat Ben Johnson di Olimpiade Seoul menggegerkan dunia, tetapi tidak kalangan atlet. Lapangan hijau sudah ternoda oleh keinginan untuk mencetak pahlawan. Satu juta atlet Amerika memacu prestasinya dengan dadah. Di Uni Soviet atlet yang tak lihai main doping dikucilkan. Di Singapura, jenis anabolic steroids dijual bebas di supermarket. Ancamannya: kematian, wanita tumbuh bulu di sekujur tubuh, dan mengurangi jumlah sperma. Bagaimana di Indonesia?

BUAT seorang atlet menjadi juara adalah segala-galanya. Karena dari sanalah kelanjutan masa depannya ditentukan. Prestasi bukan hanya catatan keunggulan tetapi juga bagian dari nasib seorang atlet. Tumpukan hadiah dan privilese segera menyusul setelah menyabet medali kemenangan.

Bahkan lebih dari itu, arena olahraga tak lagi sekadar ajang untuk para atlet mengubah nasib. Gelanggang ini sudah jadi percaturan gengsi sebuah negara. Di lapangan hijau bukan hanya otot dipertaruhkan, tetapi juga kehormatan bangsa. Di arena olimpiade khususnya. Menjadi juara berarti menjadi pahlawan jaman.

Naim Sulaeymanoglu, pengangkat besi dari Turki, contohnya. Begitu menyabet medali emas di Olimpiade Seoul lalu, ia langsung disanjung-sanjung seluruh negerinya. Maklum, itulah satu-satunya medali yang pernah diraih seorang anak Turki sepanjang sejarah olimpiade.

Lihatlah Said Aouita -- pemenang medali emas lari 5.000 m di Olimpiade Los Angeles 1984. Pelari Maroko ini pernah menerima perlakuan yang tak jauh berbeda dengan Naim. Ia sempat menikmati jamuan makan yang disediakan Raja Hassan yang khusus diadakan untuknya. Ia juga diperkenankan menggunakan pesawat pribadi raja untuk melancong ke mana-mana.

Di negeri komunis pun seorang juara disubyo-subyo. Atlet Soviet yang mendapatkan medali emas di 0limpiade Seoul sama artinya dengan menggondol hadiah uang Rp 32 juta.

Di negeri ini pun sama. Lihat saja bagaimana kita mengelu-elukan kesebelasan PSSI, ketika kiper Saelan dengan gagahnya berhasil menahan Rusia di Melboume. Ketika Rudy Hartono berhasil memimpin kawan-kawannya merebut Thomas Cup. Dan terakhir ini ketika atlet panahan kita setelah 36 tahun berhasil meraih perak. Tak heran jika para atlet ngebet menang. Termasuk yang sudah bertengger di puncak pun tak mau tergeser.

Maka, berbagai upaya pun ditempuh. Dengan cara yang halal: berlatih -- atau lewat jalan yang haram dan kini menjadi lakon populer: menggunakan obat perangsang alias doping bin dadah.

Maka, bukan hanya para atlet yang jadi peran utama. Lapangan hijau bukan lagi hanya didominasi oleh kekuatan otot.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…