Berlindung Di Bawah Payung Harga

Edisi: 45/17 / Tanggal : 1988-01-09 / Halaman : 91 / Rubrik : EB / Penulis :


BANYAK yang garuk-garuk kepala setelah mendengar penerimaan dari minyak melompat 30,1% dalam RAPBN 1988-89, naik dari sekitar Rp 5,9 menjadi 7,7 trilyun. Menengok APBN 1987-88 yang menetapkan harga ekspor rata-rata minyak pada US$ 15 per barel, seorang konsultan minyak di Jakarta bahkan tak bisa menyembunyikan perasaannya. "Mana mungkin dari 15 menjadi 16 dollar bisa naik 30 persen," katanya. "Saya jadi curiga." Kenaikan yang hampir Rp 1,8 trilyun itu, menurut sang konsultan, hanya mungkin kalau harga minyak bertambah 5 dolar, menjadi US$ 20 sebarel.

Pikiran yang macam-macam pun segera timbul di benak orang. Dan yang paling dikhawatirkan adalah apa lagi kalau bukan suatu tindakan moneter untuk menutup lubang: devaluasi. Tapi pikiran yang tak sedap itu segera hilang, kalau saja diingat bahwa perbandingan itu tidak selalu harus dilihat antara dua rencana. Namun, antara perkiraan realisasi tahun anggaran berjalan dengan rencana mendatang.

Perbandingan seperti itu, secara tak langsung, sebenarnya sudah dikemukakan Menteri Keuangan Radius Prawiro pada rapat kerja Komisi APBN DPR-RI tempo hari. Menjawab sebuah pertanyaan, Menteri Radius secara Jelas mengemukakan, harga ekspor rata-rata minyak kita US$ 17,50 per barel. Sedang produksi minyak (lifting), sebanyak 1.341.500 barel sehari, termasuk jenis kondensat - yang dalam kamus OPEC tak dihitung sebagai minyak mentah sebanyak 151.000 barel sehari.

Gerakan harga rata-rata minyak Indonesia selama tahun 1987, seperti tercantum dalam salah satu tabel RAPBN 1988-89, bahkan mencapai US$ 17,68 per barel, mulai Januari sampai di akhir tahun yang baru kita lewati. Berarti 12 sen di atas harga jual resmi ((SP) yang US$ 17,56 per barel. Dalam semester I 1987-88, penerimaan bersih dari ekspor minyak sudah mencapai sekitar Rp 3,69 trilyun,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…