Tumenggung Wiroguno
Edisi: 46/17 / Tanggal : 1988-01-16 / Halaman : 11 / Rubrik : KL / Penulis :
MENJELANG akhir tahun lalu, acara Cakrawala Budaya Nusantara TVRI menyuguhkan tontonan yang mempesona: Langendriyan Roro Mendut Pronocitro versi baru. Sendratari itu, menurut saya, bermutu. Tayangan pendek tersebut dari segi seni tari dan seni drama tampak apik dan cermat sampai ke detail-detailnya. Sempurna sampai ukel dan tanjak-nya, tayungan dan bapangan-nya.
Sejak dulu, teman saya yang berdarah biru mengingatkan, betapa menyesatkan sendratari Roro Mendut Pronocitro versi lama. Sebagai trah kesatria, ia merasa pilu setiap kali menyaksikan tontonan yang dianggapnya tidak adil itu. Bagaimana tidak. Tumenggung Wiroguno yang gagah perkasa, panglima Mataram yang andal itu digambarkan sebagai bandot gaek. Betapa sang panglima yang telah uzur itu tertatih-tatih mencoba menggapai kegesitan Roro Mendut, yang dinikahinya sebagai rampasan perang.
Gagal menegakkan akunya, bangkitlah naluri kekejaman sang panglima. Akhirnya, ia tega membunuh Roro Mendut dan kekasih gelapnya, Pronocitro, dengan tangannya sendiri.
Saya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…