Derita Seorang Soeparno
Edisi: 48/17 / Tanggal : 1988-01-30 / Halaman : 35 / Rubrik : NAS / Penulis :
DIA tak menyangka hendak disiksa. Dia malah senyum-senyum ketika masuk ruangan itu. Tiba-tiba sebuah tonjokan menghajar mukanya. Sepatu boot menginjak kakinya. Empat batang rotan bertubi-tubi menghantam tubuhnya. Tapi empat petugas Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan itu belum puas.
Soeparno, 52 tahun, menuturkan: empat petugas -- Bernard van Housten, Johannes, Untung Pratikto, dan Edi Sukirman -- terus menyiksanya. Mata kanan Soeparno jadi buta, tulang kelingkingnya patah. Itu terjadi pada 21 Desember 1987.
Tahun Baru 1 Januari 1988, Soeparno dibebaskan, karena masa penahanannya memang telah berakhir. Atas anjuran dan dorongan beberapa temannya, tanpa pulang dulu ke desanya, berangkatlah ia ke Jakarta untuk mengadu ke Menteri Kehakiman. Di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?