Setelah Saham Palsu Menghoyak Bursa Jakarta
Edisi: 06/23 / Tanggal : 1993-04-10 / Halaman : 14 / Rubrik : KRI / Penulis : GTR
LAGI-LAGI urusan saham menjadi mainan. Belum terlalu reda kasus ricuh Bank Summa, giliran pasar saham dihoyak. Para pemain saham bagai jatuh tapai ketika dua hari menjelang Lebaran muncul berita adanya saham palsu.
Semua yang terlibat di gedung bursa Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, itu sibuk. Direktur Utama PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), Hasan Zein Machmud, terpaksa mengakhiri cuti Lebarannya sebelum waktunya. Kegiatan bursa pun disetop tiga hari.
Tak kurang dari Presiden Soeharto yang langsung menginstruksikan Menteri Keuangan agar mengusut tuntas kasus pemalsuan saham ini. Hal ini bisa dimengerti mengingat, di lantai bursa ini beredar sekitar 1,8 milyar saham dengan nilai transaksinya per hari antara Rp 20 milyar sampai Rp 30 milyar. Total nilai saham yang masuk bursa sekitar Rp 26 trilyun.
Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad lalu mengadakan pertemuan dengan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), PT Kliring Deposit dan Efek-Efek Indonesia. Jaksa Agung juga dikontak. Kemudian dilakukan pengusutan. Diketahui, dari 2.482.500 saham yang dilego pasangan Lukman Hartono dan Herlina Salim, ditaksir 1.692.400 saham adalah palsu belum sampai 2,8 juta lembar (bukan satuan) seperti diberitakan.
Lukman dan Herlina masing-masing direktur utama dan komisaris PT Megawira Gunita (lihat Palsunya Berlapis-lapis). Kasus ini bermula ketika Lukman dan Herlina menawarkan saham likuid PT HM Sampoerna, PT Inco, PT Semen Gresik, PT Indo Rayon Utama, dan PT Indah Kiat kepada PT Mashill Jaya Sekuritas.
Selain itu mereka juga menjual melalui beberapa pialang lokal seperti Srikandi Sekuritas, Aneka Reksa, dan Bhakti Investama. Sebagian besar transaksi dilakukan pada 11 Maret lalu. Pihak Mashill minta kepada PT Baring Sekuritas menjualkan saham-saham tersebut. Baring lalu melegonya ke PT W.I. Carr Indonesia.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…