Partisisapi
Edisi: 52/17 / Tanggal : 1988-02-27 / Halaman : 102 / Rubrik : KL / Penulis : ALI, LUKMAN
TATKALA di Bukittinggi, 6 April 1865, diadakan rapat besar yang dihadiri Gubernur Van den Bosch dan Komisaris Pemerintah Der Kinderen, ada seorang laras (pejabat bumiputra setingkat camat) angkat bicara. Croockewit, ahli hukum Belanda yang menyertai Der Kinderen, menggambarkan laras itu sebagai "seorang Melayu kolot yang menanyakan sesuatu dengan cara khas Melayu, berbelit-belit dengan banyak kata hingga menimbulkan gelak tawa hadirin, tetapi mungkin disetujui juga oleh teman-temannya". Sayang, contoh ucapan laras yang berbelit-belit itu tidak dicatat.
Tapi catatan Croockewit tersebut menarik untuk dipertanyakan. Bagaimanakah yang disebut "berbicara dengan cara khas Melayu" itu? Lepas dari pertanyaan kelompok etnis mana yang disebut "Melayu", dapat dibayangkan laras itu berceloteh dengan pepatah-petitih, yang mungkin pula dibumbui pantun-pantun jenaka, sehingga suasana jadi riuh rendah.
Bagi Croockewit, cara bicara seperti itu barangkali dianggap…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…