Seorang Jago Bernama Naro

Edisi: 02/18 / Tanggal : 1988-03-12 / Halaman : 39 / Rubrik : NAS / Penulis :


ADA yang menyebutnya "pengantin". Ada pula yang menyebutnya Superstar. Apa pun sebutannya, selama Sidang Umum MPR kali ini, Jailani-Naro, 59 tahun, memang bersinar bagaikan bintang, menjadi pusat perhatian bak pengantin.

Sejak pencalonannya menjadi wakil presiden diungkapkan. riama Naro - biasa dipanggil John - meroket dan menjadi buah bibir. Foto dan ucapan-ucapan Ketua Umum DPP PPP ini dipasang dan dikutip media massa. Ke mana pun pergi ia selalu diburu wartawan Selama sepekan Sidang Umum MPR berlangsung, publikasi tentang Naro boleh jadi melebihi pemberitaan yang diperolehnya selama beberapa tahun.

Dengan sendirinya prestise PPP ikut melesat. Malah banyak yang berpendapat, kalau pemilu dilaksanakan pekan depan, misalnya, perolehan suara PPP pasti akan tnelonjak. Padahal, semua orang tahu, di bawah kepemimpinan Naro, suara yan diperoleh PPP dalam Pemilu 1987 merosot dari 26% (1982) menjadi 15,25%. Sebagian disebabkan ulah penggembosan NU. Sebagian lagi karena pertikaian dalam kepemimpinan partai, tentunya.

Kini, angin buritan tampaknya mendorong laju perahu PPP. Simpati bermunculan. Harian Kompas, yang menyebut Naro sebagai figur politik yang tidak konvensional, dengan "keberanian yang mendekati periferi petualangan", memuji terobosan politik yang dilakukan Naro dengan pencalonannya menjadi wapres.

Keberanian dan "kenakalan" Naro serta PPP juga dipuji Dr. Arief Budiman, sosiolog yang mengajar di Universitas Satya Wacana, Salatiga. "Apa yang telah dilakukan PPP memberikan warna baru dalam tradisi politik kita," ujarnya pada Kompas. Soalnya, tradisi konsensus di Indonesia selama ini sangat tinggi. "Kita memlmg membutuhkan tokoh-tokoh yang bisa memberi warna agar memberi gairah dalam berpolitik," kata Arief.

Yang menarik, dua tiga pekan lalu, agaknya tak seorang pun - termasuk Naro serta para tokoh PPP - membayangkan akan terjadi dan berhasilnya pencalonan itu. Pada 15-16 Januari 1987, DPP PPP mengadakan rapat di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Hadir 130 orang mewakili wakil-wakil DPW, MPP, dan DPP.

Hasil rapat: "Keputusan keluar, mencalonkan kembali Pak Harto sebagai presiden RI. Di situ tersirat, soal pencalonan wapres diserahkan kepada DPP," kata Sekjen DPP PPP Mardinsyah.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?