Kampung Rambutan Masuk Peti Es
Edisi: 02/24 / Tanggal : 1994-03-12 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : ARR
LEBARAN hampir tiba. Terminal bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, dibanjiri pemudik yang akan pulang kampung. Mereka tentu tak peduli dengan parahnya kondisi terminal yang dibangun dengan biaya Rp 8,6 miliar itu.
Padahal, terminal tersebut kini lebih mirip kubangan kerbau. Lubang besar menganga di banyak tempat, jalanan amblas, air menggenang di mana-mana. Mereka juga tak mau tahu akan kabar: penyidikan kasus korupsi terhadap PT Wahyu Jaya Perkasa (WJP), developer terminal Kampung Rambutan, akan dihentikan alias dimasukkan ke dalam peti es kejaksaan. Padahal, rusak beratnya terminal disebut-sebut sebagai bentuk kolusi antara pengusaha dan pejabat.
Sebuah sumber di Kejaksaan Tinggi DKI mengungkapkan kepada TEMPO, kasus ini memang akan dipetieskan. Pengumuman soal itu akan segera keluar. "Paling lambat setelah Lebaran," kata sumber tersebut.
Kalau benar, ini tentu mengherankan. Sebab, pada awalnya kejaksaan begitu bersemangat menangani perkara ini. Bahkan, pertengahan tahun lalu, B.T.P Siregar, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?