Berkat Jurus Tepuk Lalat Itu

Edisi: 03/18 / Tanggal : 1988-03-19 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis :


NARO maju dan Naro mundur ternyata tak jauh berbeda. Sepekan yang lalu, tatkala Ketua Umum DPP PPP Jailani Naro masih menjadi calon wakil presiden, ia selalu tampil dengan flamboyan. Senyumnya ditebarkan ke kanan kii. Dikeroyok wartawan yang terus memburunya, ia dengan tangkas menJawab semua pertanyaan.

Kini bekas calon wapres itu - begitulah julukan yang diterimanya tetap flamboyan. Memang ia tidak terlalu berkibar-kibar seperti sebelumnya: Tapi ia masih dikejar-kejar wartawan. Dan tetap menyebar senyum sembari berkelit jika dijebak wartawan.

Banyak yang menganggap, Naro dan PPP telah keluar dari "pertarungan" Sidang Umum MPR dengan mengantungi segenggam medali dan segepok pujian. Apa pun sebenarnya motif PPP (dan Naro) dengan memaksakan voling dan mencalonkan Naro sebagai wapres, banyak hasil positif yang telah mereka panen.

PPP bisa disebut telah berhasil menjalankan jurus "Sekali tepuk, tujuh lalat kena", dengan melakukan langkah itu. "Saya tahu apa motivasi Naro dengan mengajukan pencalonan itu. Ia ingin mengonsolidasikan kekuatan partainya dan ingin menunjukkan pada massa PPP bahwa dia bisa dan berani maju. Ia juga ingin menanamkan, kembali rasa percaya diri pada pengikutnya, terutama di DPP," kata seorang tokoh Golkar.

Sejak terpilih dalam Muktamar I PPP di Ancol, Jakarta, 1984, kepemimpinan Naro memang terus bergoyang-goyang. Kelompok Soedardji menentangnya. Menjelang Pemilu 1987, NU memisahkan diri dan melakukan gerakan penggembosan. Hasilnya, dalam pemilu itu perolehan PPP anjlok dari 27% (1982) menjadi 15,25%.

Toh Naro, dengan legitimasinya sebagai ketua umum terpilih, berhasil menggusur…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?