Jaksa Agung Sukarton: Lebih Keras...

Edisi: 05/18 / Tanggal : 1988-04-02 / Halaman : 39 / Rubrik : HK / Penulis :


BANYAK orang, termasuk aparat Kejaksaan sendiri, yang tidak menyangka bahwa Sukarton Marmosudjono, S.H. akan menjadi Jaksa Agung. "Saya Juga tidak menduga sama sekali. Sampai detik saya dipanggil Pak Harto ke Cendana pada malam Minggu dua hari menelang pengumuman - saya tidak menyangka. Saya tidak bohong," kata bekas Asisten Menteri Sekretaris Negara Urusan Lembaga Tinggi dan Lembaga Tertinggi Negara tersebut.

Dilahirkan di lingkungan keluarga yang taat beribadat di Tegal, Jawa Tengah, 50 tahun lalu, Sukarton dibesarkan di Yogyakarta. "Setiap subuh orangtua saya membangunkan saya, dengan mencipratkan air agar saya salat subuh," kata Sukarton, yang mengaku melaksanakan ibadat lima waktu, di samping sering bersalat tahajud.

Di Yogyakarta pula ia menamatkan sekolahnya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Jurusan Tata Negara, pada 1962. "Ketika itu saya tidak bercita-cita menjadi Jaksa Agung, bahkan tidak juga jadi jaksa. Saya hanya ingin menjadi mister". Karena itu Dula. ketika masih tingkat doktoral, ia menerima biasiswa dari Angkatan Laut.

Tapi perjalanan hidupnya membawanya ke bidang praktisi hukum. Ayah lima orang anak itu pada awal tugasnya sudah diserahi jabatan hakim militer di Medan, dan sekaligus menjadi anggota DPRD daerah itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…