Dari Bandung Hingga Masjidil Aqsa
Edisi: 06/18 / Tanggal : 1988-04-09 / Halaman : 93 / Rubrik : AG / Penulis :
MASJID Agung Bandung menampung 10 ribu jemaah. Dibangun pada 1891, "Rumah Tukan" ini pernah beroleh julukan Bale Nyungeng, karena merangkap sebagai tempat upacara pernikahan. Dan bentuknya berubah seperti sekarang itu setelah 15 tahun lalu dirombak oleh PT Propelad.
Masjid ini sudah dua tahun ini merana. Bila hujan mengguyur, malah kekhusyukan jemaah bersalat Jumat di situ terganggu. Tetesan air yang jatuh ke lantai 2.250 m termasuk lantai atas - bahkan mengusik saf atau barisan jamaah, hingga terputus-putus. Mimbarnya juga terpaksa digeser ke depan untuk mengelakkan air jatuh di atas mihrab tempat khatib berkhotbah.
Parah sudah. "Kalau hujan sehari, bocornya seminggu," kata Tjetje Musa, Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid di jantung Bandung itu. Mengapa tak terawat? "Dana dari APBD Pemda Bandung Rp 7,5 juta tiap tahun hanya pas untuk bayar rekening listrik dan air ledeng. Sedangkan sumbangan melalui kotak amal jariyah tiap Jumat yang rata-rata Rp 200 ribu itu habis untuk honor 27 karyawan masjid," ujar Tjetje.
Adalah Acil Darmawan Hardjakusumah S.H., yang prihatin melihat masjid di kotanya itu. Anggota grup musik Bimbo ini lalu tergerak mengajak Uu Rukmana, Sekjen Angkatan Muda Siliwangi, Drs. Muchtar Afandi, Rektor Universitas Pasundan, dan Brigjen. (Pur.) Didi Kartasasmita, untuk membuka "Dompet Sumbangan Masjid Agung" di harian Pikiran Rakyat, Bandung. Taraf awal, mereka masing-masing menyumbang Rp 100 ribu.
Spontanitas tersebut bersambut. Pangab Jenderal Try Sutrisno - diwakili mertuanya di Bandung - juga mengirim Rp 1 juta. Ketika Sabtu malam barusan tablig akbar menyambut ulang tahun ke-22 PR, dari enam kencleng yang diedarkan di masjid itu terkumpul Rp 1,3 juta. Hingga pekan ini, dana dimaksud hampir Rp 134 juta. Itu dalam tempo kurang dari dua bulan. "Saya tidak menyangka sambutan masyarakat demikian besar," kata Acil.
Tapi di balik mengalirnya bantuan, rupanya ada masalah: sumbangan itu datangnya tak semua dari kantung umat Islam. Bahkan pengusaha diskotek dan panti pijat ikut pula "terpanggil".
"Kami cukup lama berembuk dengan semua bagian di gereja. Apa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…