Re-regulasi, Setelah Bapindo Dan Summa
Edisi: 02/24 / Tanggal : 1994-03-12 / Halaman : 36 / Rubrik : KL / Penulis : PRASETIANTONO, A TONY
TAK satu pun bank bisa bertahan jika semua atau sebagian besar deposannya menarik simpanannya secara bersamaan. Begitulah bunyi aksioma dalam bisnis perbankan yang tidak bisa ditawar.
Ketika pada tahun 1931 muncul desas-desus bahwa bank terbesar di Austria, Credit Anstalt, menghadapi kesulitan serius, berbondonglah nasabah memindahkan rekeningnya ke Berlin dan London. Inilah awal malapetaka perbankan dunia. Sebab, krisis kepercayaan juga melanda Jerman, yang masih dicekam trauma inflasi yang tak terkendali, seperti pada Perang Dunia I. Keadaan yang lebih parah terjadi di Amerika Serikat: di awal dasawarsa 1930 itu, setiap tahun 2.000 bank bankrut.
Kasus ini mengajarkan bahwa sebuah desas-desus pun berpotensi meruntuhkan sistem perbankan. Di Indonesia, segala macam desas-desus alias rumor bisa melintas begitu saja dalam pembicaraan, dan pemberitaan. Karena itu, semua bank kini harus ekstra hati-hati dan selalu siaga. Ketika Bank Summa bangkrut, dengan gampangnya berembus desas-desus mengenai sakitnya Bank…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…