Setelah Gambut Dikeruk

Edisi: 12/18 / Tanggal : 1988-05-21 / Halaman : 93 / Rubrik : LIN / Penulis :


KETIKA pemerintah Hindia Belanda membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan memanfaatkan deit air Rawa Pening, Ambarawa, seabad lalu, gangguan eceng gondok ataupun tanah gambut tak terdengar. Sekarang, keduanya mengancam PLTA tersebut. Debit air yang dibutuhkan untuk menggerakkan turbin PLTA, sekitar 3 juta meter kubik, makin sulit dipenuhi. Persediaan air di rawa itu terus merosot - sebagian diisap eceng gondok, dan sebagian lagi menguap akibat tanah gambut.

Tumbuhan eceng gondok yang pernah diberantas secara besar-besaran di awal 1980 itu ternyata tak punah tuntas. Tanaman itu masih saja berkembang biak, meskipun dimanfaatkan rakyat untuk bahan barang kerajinan. Usaha ini, entah di mana salahnya, cuma berjalan sebentar.

Kini, untuk mencegah meluasnya daerah pembiakannya, para nelayan di Rawa Pening lalu melokalisasi tumbuhan tersebut dengan pagar bambu. Keuntungan lokalisasi ini, selama pengangkatan eceng gondok dari waduk bisa dengan mudah dilakukan, juga daerah itu menjadi tempat berkembang biaknya ikan.

Tapi lokalisasi itu tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…