Ketika Stevie Wonder Singgah Di ...

Edisi: 12/18 / Tanggal : 1988-05-21 / Halaman : 100 / Rubrik : MS / Penulis :


INI janji Stevie. Setelah keliling ke Timur Jauh dan Asia -- dari Kobe, Osaka, dan Tokyo, ke Hong Kong, Singapura, Kuala Lumpur -- lantas mampir ke Jakarta. Itulah bagian perayaan perak (25 tahun) kariernya.

Mahabintang tunanetra ini menjadikan Teater Mobil Ancol, Sabtu 21 Mei ini, sebuah lahan subur bagi promotornya di sini, Airo (Arena Indonesia Production). Apalagi kalau penonton yang membayar rata-rata Rp 30 ribu per tiket itu melampaui 30 ribu orang, keuntunan itu pasti sudah di tanan.

Selama dua setengah jam, malam itu, penonton boleh terkesima mendengar gumamnya, berkelojotan, berpilin dalam rhythm and blues (R & B). Lalu entakan soul. Tambahan sederet vokal pendukung, merapat memperkaya suguhan. Dua layar monitor g x 5 meter disediakan oleh penyelenggara untuk memantulkan ulah di panggung.

Stevie Wonder mengerang di atas panggung 24 x 48 meter dan tingginya dua meter itu. Piring terbang apa yang membaqamu ke sini/ Dari planet di jagat luar manakah engkau/ Engkau melampaui batas kehidupan/ Engkau berasal dari surga Bima Sakti. . ./ Cinta kita sangat tidak sekadar sensual .../ Dan aku tahu, kita akan bercinta selamanya. Begitu Stevie melalui nomor Galaxy Paradise.

Bagi Stevie, kisah hubungan antarmanusia dan gairah kehidupan lainnya diungkapkan dalam setting dan metafora apa saja, dengan kemerdekaan penuh. Melampaui batas pengindriaanya, dengan imaji yang tak kalah pula dari artis bermata normal.

Aku ketemu dia di taman tempat pacaran/ Pada hari Minggu di bulan April yang berhujan/ Senyumnya lembut dan hangat/ Mengingatkan hari Minggu yang cerah pada Desember ....

Itu larik Never in Your Sun, dari album In Square Circle - karya yang pada 1986 mengangkatnya, menerima Grammy Avard sebagai yang terbaik dalam olah vokal R & B. Dan itu penghargaan keenam belas bagi Stevie.

Bagaimana larik semacam Never in Your Sun itu tercipta?…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…